Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemakzulan

27 Oktober 2023   21:47 Diperbarui: 27 Oktober 2023   22:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Mahkamahnews.org

Di ruang kekuasaan yang suci, sebuah panggung khidmat telah diatur, di mana politik dan prinsip-prinsip dalam jaringan kusut bertemu. Nasib suatu bangsa tergantung pada keseimbangan, demokrasi dipertaruhkan, ketika kata "pemakzulan" bergema, keputusan dibuat oleh anggota parlemen.

Ini adalah proses yang lahir dari urgensi, rancangan konstitusional, untuk memeriksa keseimbangan timbangan ketika pemimpin melewati batas. Suara palu, ruangan-ruangan bergemuruh, seiring dengan berdirinya sejarah, dan nasib seorang pemimpin ada di tangan rakyat.

Perpecahan partisan semakin mendalam, ketika kebenaran dan kepalsuan berbenturan, dalam tarian keadilan yang rumit ini, tempat berkumpulnya harapan dan ketakutan. Dengan bukti dan kesaksian, narasinya terungkap, drama demokrasi, tempat rahasia dan cerita diceritakan.

Namun pada akhirnya, ini bukan sekadar politik, ini adalah jiwa suatu bangsa, hati rakyatnya, hakikat keselamatan mereka. Karena pemakzulan lebih dari sekadar tindakan hukum, pemakzulan merupakan pendirian moral, sebuah pengingat bahwa tidak ada seorang pun, bahkan para pemimpin sekali pun, yang berada di atas segalanya.

Jadi ketika prosesnya berlangsung, dengan semangat, kemarahan, dan perdebatan, mari kita ingat apa yang dipertaruhkan, cita-cita yang kita sucikan. Pada akhirnya, ini bukan hanya politik, ini adalah inti dari keyakinan kita, dalam puisi pemakzulan, semoga keadilan benar-benar berhasil.

***
Solo, Jumat, 27 Oktober 2023. 9:45 pm
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun