Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiada Galau Meski Kemarau

15 Oktober 2023   07:57 Diperbarui: 15 Oktober 2023   08:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Mutual Art

di bawah cahaya mentari yang menyengat
kemarau datang dengan panas yang terik
namun dalam hati ini, tak ada kegalauan
karena alam membawa kedamaian yang nikmat

pohon-pohon menjulang tinggi di sana
daun-daunnya berguguran dengan angin sepoi
namun mereka tetap tumbuh dengan kuat
sebagai pelajaran bahwa kehidupan harus berlanjut

desir angin dan riak air sungai mengalir
mengingatkan kita pada keindahan alam hakiki
kemarau mungkin mengeringkan sungai-sungai
tetapi keindahan alam ini tak pernah surut

burung-burung bernyanyi dengan riang
menari-nari di langit biru yang cerah
mereka tak pernah merasa cemas atau galau
karena alam adalah keindahan yang sejati

jadi, meski kemarau datang dan pergi
kita tidak perlu galau atau cemas
karena alam selalu menawarkan keindahan
yang dapat menghibur hati dan jiwa kita

***
Solo, Minggu, 15 Oktober 2023. 7:50 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun