Di antara rerumputan halus, aku terdampar, di bawah langit biru yang tak berujung. Dalam lamunan, aku terjerat oleh masa lalu seperti ombak yang terus menerus menghantui.
Aku merenungi kenangan yang kandas, seperti kapal tua di tepian pantai. Momen-momen indah dan pahit yang terperangkap dalam alam pikiranku.
Sinar matahari yang lembut merayap di wajahku, tetapi hatiku tetap berada dalam kegelapan. Mengenang cinta yang pernah hadir, namun kini tinggal hanya bayangan.
Lamunan ini menjadi penjara tak terlihat yang mengikatku pada kenangan yang hilang. Aku berusaha meraihnya, tetapi seperti pasir, mereka selalu mengalir dari genggaman tangan.
Tetapi meskipun kandas dalam lamunan yang dalam, aku tahu bahwa hidup terus berlanjut. Seperti matahari yang terbit setiap pagi, membawa harapan baru untuk esok hari.
Aku akan terus melangkah maju, meskipun kenangan masa lalu menghantuiku. Karena di dalam hatiku, ada kekuatan untuk menghadapi semua yang datang, meski kandas dalam lamunan.
***
Solo, Rabu, 6 September 2023. 9:35 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H