Di sisi lain, seseorang yang tahu persis apa yang sedang terjadi dan sangat berpengetahuan tentang apa pun yang kita hadapi juga bisa baik untuk diajak bicara, karena dia akan memahami seluk-beluknya dan mungkin memiliki pengetahuan atau pengalaman yang bisa kita gunakan.
Jika ragu, kita bisa mencoba berbicara dengan seseorang dari setiap kategori.
Jika kita benar-benar merasa tidak nyaman membicarakannya dengan siapa pun, cobalah menuliskannya, jadi kita setidaknya memasukkan perasaan kita ke dalam kata-kata.
3. Ingin tahu tentang hal itu.
Ketika perasaan frustrasi muncul, tanyakan pada diri sendiri mengapa situasi khusus ini membuat kita merasakannya. Perlu kita coba untuk melacak penyebab frustrasi kembali ke akarnya, dan kita mungkin akan terkejut dengan apa yang kita temukan. Perlu jujur dengan diri sendiri tentang apakah cara kita mendekati itu benar-benar adalah cara terbaik.
4. Lepaskan.
Terkadang frustrasi harus dilepaskan. Kita bisa tempat yang sunyi dan berteriak sesuka hati. Atau berolahraga sampai kita berpikir hati kita mungkin akan meledak. Lepaskan semua energi yang terpendam itu.
Jika kita mau menangis. Kita akan merasa jauh lebih baik setelah itu. Setelah kita benar-benar meluapkan semua perasaan kita, kita akan mampu melangkah lebih baik.
5. Ubah perspektif kita tentang hal itu.
Kita dapat melakukan putaran berbeda pada hampir semua hal dalam kehidupan ini jika kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi kita dapat memutuskan untuk melihat situasi kita yang membuat frustrasi sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar, atau tantangan untuk dinikmati.