Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kristus Hidup

12 April 2020   20:24 Diperbarui: 12 April 2020   21:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
painting by Andrew King

mereka membunuh Juruselamatku
atau mengira mereka melakukannya
mereka membenci kekuatan yang dipegang-Nya
orang banyak berdiri terpesona dan orang-orang Farisi takut
karena dalam semua yang Dia lakukan, Dia unggul

sentuhan pada mata dan orang buta itu bisa melihat
dia berbicara dan lelaki lumpuh itu bisa berjalan
dia memanggil dan seorang pria mati keluar dari kubur
melalui kuasa Kristus, manusia bisu dapat berbicara

beberapa mukjizat yang dilakukan Yesus
dicatat untuk membuat kita sadar
bahwa rencana besar Allah yang memegang kendali
seperti yang dinyatakan keajaiban alam

apakah keserakahan atau kecemburuan
adalah yang ditampilkan manusia
bahwa itu semua harus lebih kuat dari Tuhan
yang tak menginginkan arahan yang mengubah jalannya
yang merencanakan cara dia menginjak

tidak peduli fakta bahwa itu adalah tampilan yang sia-sia
kebanggaan yang egois dan sombong
yang tidak akan mengakui bahwa Kristus yang tertinggi
dan kepentingannya sendiri ditolak

tetapi Tuhan! oh, kekuatan dua kata kecil itu
langkah-langkah dengan rahmat semua umat-Nya
mengampuni kesalahan ideologis manusia
serta rela mengubah tempatnya

Kristus, penebus dosa, Juruselamat manusia
yang mengubah hati yang dingin
kehidupan baru telah memasuki, ada harapan bagi jiwa
Kristus hidup! sengat maut tidak memiliki pegangan

***
Solo, Minggu, 12 April 2020. 8:05 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun