Mohon tunggu...
Sukmawaty Zulkifli
Sukmawaty Zulkifli Mohon Tunggu... Guru - Guru

I am a teacher with student spirit, always excited learning every single step in my life.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Pengambilan Keputusan

14 Februari 2023   17:05 Diperbarui: 14 Februari 2023   17:09 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semboyan tut wuri handayani merupakan semboyan bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Semboyan ini dikenal dengan Pratap Triloka yang memiliki makna yang sangat dalam. Semboyan ini terdiri dari 3 kalimat yaitu Ing Ngarso sung tulodo yang bermakna sebagai seorang guru di depan kita berperan sebagai teladan. 

Seorang pemimpin pembelajaran kita harus memberikan panutan dan teladan yang baik bagi murid. Ing madya mangun karsa yang bermakna, sebagai seorang guru ditengah kita harus memberikan dorongan pada murid sehingga mereka terus bersemangat dalam mengasah intelektual hingga dapat mencipta suatu karya. 

Tut wuri Handayani bermakna sebagai seorang guru di belakang kita harus memberikan dukungan dan bimbingan agar murid  selalu bersemangat dalam belajar walaupun terkadang mengalami kesulitan. Semboyan ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan. 

Seorang guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya berhamba pada murid. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, baik kodrat alam maupun kodrat zaman hingga mencapai kebahagiaan dan keselamatan. 

Oleh sebab itu, sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya mendahulukan kepentingan murid, dengan memperhatikan paradigma dan prinsip pengambilan keputusan sesuai dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sekolah merupakan institusi moral yang tak lepas dari permasalahan baik yang berhubungan dengan dilema etika maupun bujukan moral. Seorang pemimpin pembelajaran tentunya harus memiliki nilai-nilai kebajikan yang mengakar dan menjadi prinsip dalam diri sehingga dapat berpikir dengan jernih, memilah dan memilih, serta menimbang hingga memutuskan sebuah keputusan. Nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini diantaranya adalah nilai kejujuran, tanggung jawab, kebenaran, keadilan, kasih sayang, toleransi dan penghargaan akan hidup. 

Identifikasi terhadap akar masalah sangatlah diperlukan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Upaya identifikasi akar masalah dapat kita lakukan melalui metode coaching. Coaching merupakan upaya memberdayakan diri, mengubah sebuah masalah menjadi peluang dan melejitkan potensi diri. Pendekatan coaching dengan prinsip kemitraan akan memberikan kenyamanan sehingga upaya penyelesaian masalah dan keputusan bisa berasal dari diri coachee. Seorang coach menuntun coachee menggali lebih dalam potensi dirinya sehingga ia dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri sekaligus mengembangkan potensi diri serta mengefektifkan keputusan karena berasal dari dalam diri coachee.

Kala menemui sebuah kasus dilema etika, seorang guru hendaknya memiliki  mindfulness atau kesadaran penuh. Kemampuan guru dalam mengelola kompetensi sosial emosional sangatlah penting. Guru yang memiliki kompetensi sosial emosional yang baik cenderung lebih efektif dan tangguh dalam menghadapi permasalahan. 

Kompetensi sosial emosional diantaranya adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi sosial dan emosional membuat keputusan yang bertanggung jawab menunjukkan bahwa guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik, akan mampu membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab.

Studi kasus masalah moral atau etika dapat diidentifikasi dengan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan. Langkah selanjutnya adalah pengujian benar-salah. Adapun pengujiannya adalah uji hukum, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan. Apabila keputusan yang akan diambil gagal pada salah satu uji tersebut maka jangan diteruskan karena hal tersebut menunjukkan bahwa kasus yang dihadapi termasuk kategori bujukan moral. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun