Pada modul 1.3, saya mempelajari tentang Visi Guru Penggerak. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid baik kodrat alam maupun kodrat zaman agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Â
Dalam upaya menuntun guru ibarat "Seorang tani yang menanam padi, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Ia dapat memperbaiki tanahnya, memelihara tanamannya, memberi rabuk dan air, memusnahkan ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanamannya".Â
Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai anggota dari persatuan (rakyat). Dengan adanya budi pekerti itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.Â
Manusia merdeka adalah manusia yang bebas secara lahir dan mandiri secara batin, bersandar pada kekuatan diri tidak tergantung pada orang lain.Â
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidik perlu fokus menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik anak, dimana anak senantiasa merasa kompeten, saling-terhubung, dan otonom. Itulah sebabnya seorang guru penggerak memiliki nilai-nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. Â
Nilai guru penggerak tersebut diimplementasikan dalam peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.
Dalam mewujudkan perannya sebagai guru penggerak tentunya harus memiliki visi. Menurut Bandura Visi adalah representasi kognitif mengenai gambaran masa depan. Visi adalah harapan dan cita-cita. Visi kita saat ini adalah masa depan murid kita. Masa depan murid kita adalah masa depan bangsa Indonesia.Â
Oleh sebab itu sebagai pendidik kita harus memiliki visi yang  bersifat menyemangati, menguatkan, menggerakkan hati dan kolaborasi, sehingga mampu membuat kita terus melangkah maju.  Saya merumuskan visi "Terwujudnya generasi beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dengan semangat gotong royong dalam ekosistem pendidikan yang berpihak pada murid"Â
Untuk dapat mewujudkan visi dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.Â
Pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa. Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. (Cooperrider et.al, 2008)