Pembahasan seputar politik memang tidak pernah mengenal kata surut, sekalipun negara tengah dilanda bencana non alam berupa Coronavirus Disease 2019.
Usai kontestasi pilpres 2019 dimenangkan oleh Joko Widodo, dunia politik sempat digemparkan dengan kehadiran putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang masuk dalam bursa pilkada 2020.
Putra Sulung Presiden Joko Widodo tersebut digandeng PDI-Perjuangan untuk maju dalam kontestasi pilkada 2020 sebagai calon Wali Kota Solo.
Etika politik pun menjadi pertanyaan yang paling menghujam untuk Gibran.
Dalam kontestasi politik yang demokratis, tentu tidak ada larangan untuk siapapun maju dalam ajang pilkada, pilpres atau pemilu. Namun, kehadiran Gibran di dunia politik terbilang tiba-tiba.
Belum lagi, Gibran sempat mengatakan tidak tertarik untuk masuk ke ranah politik. Seperti menjilat ludah sendiri, kini Gibran yang tidak memiliki pengalaman di dunia politik tanpa ragu maju sebagai calon Wali Kota Solo.
Usai polemik majunya putra sulung Presiden Joko Widodo sebagai calon Wali Kota Solo, kini dunia politik digemparkan dengan deklarasi Giring Ganesha untuk maju dalam pilpres 2024.
Kapasitas Giring Sebagai Anak Muda
Deklarasi Giring Ganesha untuk menjadi capres 2024 cukup menjadi hal yang kontroversial. Deklarasi yang dilakukan saat Presiden Joko Widodo belum genap setahun memimpin di periode kedua cukup membuat vokalis band Nidji ini terbilang terlalu awal untuk mendeklarasikan diri. Bersama Partai Solidaritas Indonesia, Giring Ganesha tengah menggiring anak muda untuk tidak ragu terjun ke dunia politik. Namun, menggiring anak muda agar masuk ke dunia politik dan memimpin negara sebagai presiden adalah dua hal yang berbeda.
Meskipun pada 2024 nanti Indonesia mengalami bonus demografi, yang membuat para pemilih akan berasal dari kalangan anak muda, bukan berarti Giring dapat dengan mudah mendapat dukungan pada 2024.
Seseorang yang akan mencalonkan diri dalam kontestasi pilpres 2024 tentunya perlu memiliki kapasitas yang cukup. Negara dan politik adalah dua hal yang harus dikelola dengan serius, karena berhubungan langsung dengan hajat hidup rakyat.
Mengutip Media Indonesia, hingga 15 Juni 2020 bursa capres 2024 terbilang sengit. Sejumlah tokoh daerah memiliki peluang untuk maju merebut kursi nomor satu di Indonesia.