Mohon tunggu...
Sukma Rakha Az Zahra
Sukma Rakha Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi SV IPB

being grateful or giving thanks is one of the keys to happiness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Ketimpangan Sosial di Daerah Timur

15 Juli 2021   12:21 Diperbarui: 15 Juli 2021   12:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film pendek "Sexy Killers" yang dirilis pada 2020 lalu melalui platform Youtube, menjadi trending. Mengandung isu yang jarang diketahui masyarakat Indonesia sehingga meningkatkan rasa perhatian bagi masyarakat. Terdapat banyak makna pada film pendek tersebut, salah satunya mengenai kondisi lingkungan di Kalimantan Selatan akibat proyek pertambangan.  Perusahaan tambang memang memudahkan kehidupan manusia, tetapi dampaknya sangatlah besar. Kondisi di Kalimantan Timur melalui film "Sexy Killers", mengingatkan pada salah satu daerah timur di Indonesia, yaitu Papua yang juga memiliki perusahaan besar terkenal di seluruh dunia.

Dalam sebuah laman artikel berjudul "Masyarakat Papua dan Masa Depan PT Freeport Indonesia," yang menjelaskan bahwa kondisi lingkungan fisik dan sosial masyarakat papua berubah drastis ke arah memburuk akibat keberadaan PT Freeport. Kekayaan yang tersebar di bawah tanah Papua diawasi dan dikelola secara langsung oleh PT Freeport Indonesia di daerah dataran tinggi Papua, Indonesia. Akan tetapi, keberadaan perusahaan tersebut justru memberi dampak yang buruk. Ada banyak dampak yang dirasakan baik terhadap kondisi lingkungan, maupun ekonomi di Papua.

Walaupun kepemilikan sumber daya alam di Papua sangat melimpah, tetapi hal tersebut justru belum dirasakan oleh masyarakat Papua seutuhnya. Pengoptimalisasiannya belum dilakukan sehingga berakibat pada minimnya pengetahuan yang dimiliki. Pada akhirnya, sumber daya alam di Papua seringkali disalahgunakan oleh pihak yang melakukannya secara tidak legal. Wajar saja bahwa sejak era Demokrasi Liberal, warga Indonesia Timur telah merasakan adanya kesenjangan sosial, dilihat dari pembangunan ekonominya yang sangat kontras antara pulau Jawa dan luar Jawa. Padahal, kemudahan fasilitas dan akses yang dirasakan warga Pulau Jawa dominan berasal dari Papua. Namun, timbal balik yang ada justru berbanding terbalik akibat ketidakadilan pemerintah atas kurangnya perhatian terhadap hal-hal kecil yang dapat menjalar ke berbagai aspek.

Kesulitan dalam bertahan hidup pun menjadi salah satu dampak yang berakibat pada kondisi kesehatan masyarakat setempat. Secara sederhana, kondisi ekonomi tidak begitu diperhatikan, apalagi kondisi kesehatan. Tingkat kesejahteraan masyarakat pun ikut menurun, berakibat pada kesehatan jasmani dan rohani pada masyarakat tersebut. Hal tersebut menjadi titik awal sebaran permasalahan aspek kehidupan yang dialami masyarakat Papua.

Salah satunya ialah kondisi pendidikan yang masih terbilang belum dilakukan secara menyeluruh. Hal tersebut diakibatkan oleh pengetahuan masyarakat setempat dalam memahami arti penting pendidikan. 

Perbedaan dari cara pandang masyarakat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang memberi peran besar. Akibatnya, kondisi masyarakat Papua belum bergerak secara progresif karena belum mendapatkan edukasi dan sosialisasi secara baik. Hal tersebut berakibat pada tidak adanya penerus yang unggul dalam mempertahankan dan melanjutkkan eksistensi pendidikan di daerah timur.

Mulai dari aspek pendidikan, kemudian kesehatan ternyata menjadi pengaruh dari suatu aspek ekonomi. Kondisi yang dirasakan seluruh warga Indonesia saat ini berubah drastis akibat pandemi Covid-19. 

Proses adaptasi harus dilakukan secepat mungkin, akibat peraturan-peratuan baru yang membatasi manusia dalam mengurangi persebaran virus. Angka pengangguran kembali meningkat lantaran banyak tenaga kerja yang kurang dibutuhkan pada kondisi sulit sekarang ini. Kesulitan juga dirasakan oleh warga Papua yang tengah memprihatinkan sejak dahulu. Warga Papua pun mengalami kondisi yang sama, ditambah lagi  fasilitas kesehatan yang kurang tersedia sehingga penanganannya pun masih jauh dari kata baik.

Kejadian yang genting sekarang ini, berpengaruh pada aspek ekonomi di Papua yang harus diperhatikan secara khusus. Sebagai negara demokratis, pencapaian kesejahteraan secara menyeluruh merupakan salah satu kewajiban pencapaian sila ke-5, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia." Kualitas baik dari segi sumber daya alam, maupun manusia harus berkontriubusi dalam membangun dan memajukan negara Indonesia keadilan yang merata. 

Pada akhirnya hal yang dibutuhkan hanya bentuk kesejahteraan yang dirasakan bagi seluruh elemen masyarakat. Hal-hal yang ditunggu pun pada akhirnya terjadi, kabar baik datang pada 2020 lalu melalui laman artikel Papua.go.id yang menyatakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data ekonomi Provinsi Papua pada triwulan II-2020. 

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Papua mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,52 persen. Hal tersebut memberikan sebuah harapan bukan hanya bagi masyarakat setempat, melainkan seluruh warga Indonesia. Hal itu juga akan mewujudkan pemerataan ekonomi sehingga kemajuan Indonesia tidak hanya dirasakan bagi sebagian daerah saja. Oleh karena itu, kebahagiaan yang utuh adalah kebahagiaan yang dirasakan seluruh masyarakat Indonesia sebagai wujud nyata negara demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun