Bendera-bendera partai berkibaran, banner-banner para calon dewan eksekutif dan legislatif berceceran di pinggir jalan, janji-janji manis banyak berumbaran di kalangan rakyat yang polos akan pengetahuan perpolitikan, maka sudah pertanda bahwa pemilihan umum (pemilu) akan segera di mulai. Seharusnya sebagai rakyat yang memiliki hak pilih kita mempunyai kriteria tersendiri untuk menentukan calon pemimpin dan dewan yang pantas untuk mewakilkan aspirasi rakyatnya serta mengurus kesejateraan daerah dan negaranya. Tetapi kenyataan yang terjadi sangat mengkhawatirkan karena banyaknya kampanye-kampanye kotor yang membuat rakyat memilih bukan karena hati tapi karena selembar atau dua lembar kertas yang membuat hancurnya demokrasi. Tetapi bukan hanya dengan itu rakyat pun di beri janji-janji manis yang membuat hati para penduduk luluh karena diiming-imingi kesejateraan. Â Padahal semua itu hanyalah godaan untuk mendorong kita untuk bersimpati kepada mereka yang ingin berkontes dan berebut kekuasaan. Lalu, siapa yang kita pilih ?
Kita mengetahui bahwa jabatan sangatlah penting bagi mereka kaum kapitalis, tetapi terlepas dari pandangan negatif tersebut masih banyak calon penjabat yang memang ingin membantu rakyatnya mendapat hak-hak yang seharusnya mereka dapat. Maka dari itu pada pemilihan umum (pemilu) pada tahun ini kita harus cerdas dalam memilih para pejabat daerah maupun negara terutama dewan-dewan yang bisa mewakilkan rakyat untuk kesejatraan. Lalu, bagaimana kita mengetahui pemimpin yang seperti itu?.
Untuk mengetahui para calon tersebut apakah benar-benar berpihak kepada rakyat, serta selalu mendukung kesejateraan rakyat, maka kita harus melihat trend record para calon yang akan kita pilih yang dimana sebelum mereka mencalonkan bagaimana sikap mereka kepada rakyat dan apakah semua program kerja yang mereka buat terjalani dengan baik.  Maka dari itu ayok kita pilih dengan kriteria pemimpin kita bukan karena apa yang di iming-imingi kepada kita, karena ingat !! Jangan sampai kita memlih pemimpin yang kampanye merakyat,setelah terpilih lupa kepada rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H