Mohon tunggu...
Sukma KhoirulPutri_
Sukma KhoirulPutri_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebaran Guru Honorer ke Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)

22 Agustus 2023   23:56 Diperbarui: 23 Agustus 2023   00:11 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan sebuah istilah untuk proses pembelajaran serta sarana untuk menambah ilmu pengetahuan manusia. Pendidikan diperlukan seseorang agar bisa memiliki kecerdasan, kepribadian, dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan di indonesia sendiri, saat ini masih belum stabil. Masih banyak provinsi di indonesia yang masih mendapatkan pendidikan yang tidak layak.

Sampai sekarang, masih banyak dijumpai sekolah sekolah yang sulit dijangkau oleh siswanya, mereka harus melalui perjalanan yang sangat berbahaya, seperti meniti jembatan tali, menyeberangi sungai menggunakan perahu, berjalan hingga berpuluh puluh kilometer lamanya untuk mencapai sekolah mereka, belum lagi kualitas guru yang memperihatikan terlihat dari hasil UKG, hanya 7 dari 34 provinsi yang berhasil memperoleh nilai diatas rata rata.

Sekolah di wilayah tertinggal memiliki perbedaan yang signifikan dengan sekolah di wilayah kota. Mulai dari infrastruktur, fasilitas sekolah, dan yang pastinya adalah kualitas pendidikan. Bagaimana bangsa indonesia mau maju, jika generasi mudanya saja tidak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Apakah anak anak yang dari pulau jawa saja yang berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sedangkan anak anak di wilayah yang nan jauh disana tidak berhak untuk mengenyam pendidikan yang layak.

Pada tahun 2017, kemendikbud memulai program untuk mengatasi kekurangan guru di wilayah tertinggal. program tersebut adalah Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM3T), Program Guru Garis Depan (GGD), dan guru yang bertugas di daerah khusus, program sertifikasi keahlian dan sertifikasi pendidikan bagi guru SMA/SMK (program keahlian ganda), program pemberian subsidi bantuan pendidikan konversi GTK PAUD dan DIKMAS, Program Diklat Berjenjang bagi Pendidik PAUD.

Program SM3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun. Program tersebut dilakukan sebagai penyiapan pendidik professional yang akan dilanjutkan dengan program Pendidikan Profesi Guru.

Selanjutnya Program GGD dilakukan sebagai upaya untuk memeratakan akses pendidikan dengan meningkatkan ketersediaan tenaga pendidik di daerah 3T. Program GGD angkatan pertama telah mengirimkan 798 guru profesional ke - 28 kabupaten di daerah 3T yang tersebar di empat provinsi. Keempat provinsi tujuan program GGD tersebut yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.

"Kemendikbud akan merekrut 17 ribu guru garis depan atau GGD untuk ditempatkan di 15 ribu desa, daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Guru tersebut akan menyandang status calon pegawai negeri sipil (CPNS) setelah lulus program GGD. Program tersebut dicanangkan akan bergulir hingga tahun depan," tutur Plt. Dirjen GTK.

Guru honorer yang ikut program GGD juga harus lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dan ikut seleksi GGD, mereka harus PPG. Penempatan GGD juga bisa di luar daerah 3T. ada beberapa desa di Pulau Jawa pun masih banyak yang berada jauh dari pusat pemerintah kabupaten. Kendati demikian, penempatan di daerah 3T jadi prioritas.

Program penyebaran guru honorer ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) ini merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah daerah yang sulit dijangkau serta memiliki tantangan tersendiri dalam penyediaan tenaga pendidik. Penempatan guru honorer ke wilayah 3T perlu direncanakan dengan matang dan disertai dengan dukungan yang memadai agar tujuan peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun