Focus Group Discussion merupakan salah satu dari teknik penggalian data yang dilakukan oleh sekelompok orang. Perkembangan ilmu pengetahuan membuat perbedaan yang semakin kompleks mengenai metode pencarian fakta. Kemudian muncullah focus group discussion ini yang pada hakikatnya muncul karena adanya pemikiran bahwa manusia itu berpikir secara dinamis dan saling berinteraksi dengan manusia lainnya yang juga berpikir. Sehingga perlulah adanya kondusi yang kondusif untuk mampu menghasilkan pemikiran manusia yang berdinamika dengan pemikiran orang lain.
Focus Group Discussion berarti sebuah diskusi yang mengandung obrolan yang secara dinamis dan mengandung pengaturan interaktif dimana peserta bebas untuk berbicara dengan anggota kelompok lainnya. Penting untuk mengetahui metode ini, khususnya ketika menggunakan paradigma kualitatif. Karena yang ditekankan adalah peneliti itu sendiri.
Focus group merupakan sebuah instrument penelitian dalam penggalian data kualitatif yang didesain dalam konteks social yang mampu mengungkap opini, sikap, dan pendapat berdasarkan pemahaman dan pengalaman orisinal responden di mana opini, sikap, dan pendapat pendapat tersebut saling memengaruhi dan dipengaruhi antarsesama responden untuk kemudian dihasilkan sebuah pemahaman bersama atas topic yang dibahas (Herdiansyah, 2015). Fungsi utama dari focus group adalah menggali pendapat atau opini dari beragam sudut pandang yang berbeda, bukan untuk mencari sebuah jawaban yang sama.
Herdiansyah (2015) mengemukakan bahwa yang perlu ditekankan adalah terkait dengan fungsi peneliti dalam focus group, dalam hal ini ada dua peran yang berbeda. Peran tersebut yang pertama, peneliti hanya sebagai konseptor dan sutradara dari focus group yang dilaksanakan. Dalam peran yang pertama ini, peneliti hanya bertugas membuat konsep hingga mengarahkan secara tidak langsung pelaksanaan rangkaian focus group yang dilakukan. Peran yang kedua, peneliti selain berfungsi sebagai konseptor, ia juga terjun langsung dan terlibat secara utuh dalam pelaksanaan teknik focus group.
Ketika memutuskan untuk melakukan FGD dibutuhkan ketermapilan khusus karena melibatkan banyak orang dengan banyak pemikiran dan sudut pandang yang berbeda-beda. Walaupun situasinya sangat kondusif untuk dilakukannya FGD, tetapi tidak semua orang/peneliti mampu menjadi fasilitator yang baik yang dapat mengorganisasikan sejumlah peserta dengan berbagai sudut pandangnya (Herdiansyah, 2012).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H