Mohon tunggu...
Sukma Dwi Meyrena
Sukma Dwi Meyrena Mohon Tunggu... -

Jiwa kedua yang lahir di bulan Mei, dan membawa kebahagiaan. Amiin ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Penyiraman Oli di Tanah Keraton dari Sisi Psikologi

1 Mei 2018   22:12 Diperbarui: 1 Mei 2018   22:43 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang lelaki atau perempuan dikatakan dewasa ketika telah mampu menimbang dan mempertimbangkan dengan matang segala apa yang akan mereka lakukan dari berbagai sisi. Bukan hanya dewasa secara fisik namun juga secara pemikiran.

Peristiwa penyiraman diri dengan sejerigen oli yang dilakukan oleh seorang bocah SD pada 30/4/2018 di sebuah bengkel daerah Sleman Yogyakarta dan sempat menjadi viral di media social menuai berbagai reaksi netizen.

Terduga mencuri sebuah pedal porseneling bekas di bengkel tersebut. Niat hati memberi hukuman agar jera, sang pemilik bengkel malah mendapat sorotan berbagai pihak terhadap hukuman yang ia berikan, bahkan KPAI pun sempat angkat bicara.

Apakah memberi hukuman pada anak itu baik?

Pada dasarnya menghukum anak itu seperti makan buah simalakama, jika tidak diterapkan atau anak dibiarkan melakukan  tindakan tanpa intervensi dari orang yang lebih tua, bisa jadi anak tersebut akan semakin melakukan hal-hal diluar batas. Namun jika menghukum anak terlalu keras maka hal tersebut pun juga tidak baik karena bisa berdampak terutama pada psikologis anak.

Lalu bagaimana seharusnya hukuman diberikan?

Menghukum anak tidak harus menggunakan kekerasan. Karena pada hakikatnya hukuman diberikan pada anak karena :

  • Agar tidak mengulangi kejadian yang sama

Dalam sebuah kejadian, anak menjadi bertindak di luar batas karena tidak adanya penolakan dari lingkungannya. Itulah mengapa hukuman baik diterapkan pada anak yang melakukan sebuah kesalahan, lebih cepat orang tua mengetahui kesalahan anak, hal itu lebih baik karena untuk menghindari semakin memburuknya perilaku anak.

  • Memberi pelajaran atau hikmah

Ya, hal ini jelas karena pada dasarnya hukuman diberikan agar pelaku jera akan tindakannya dan dapat mengambil hikmah akan tindakannya tersebut.

Namun, pemberian hukuman yang tidak tepat jutru akan berdampak buruk pada anak. Apalagi jika sudah berhubungan dengan fisik baik dijewer, dipukul atau bahkan menyiram diri dengan oli bekas yang sarat akan berbagai macam bahan kimia berbahaya di dalamnya.

Pemberian hukuman fisik selain menjadikan anak lebih agresif, anak pun juga akan lebih tidak percaya diri bahkan gangguan otak. Selain itu anak merasa dirinya kecil dan tertekan karena beban moral dari lingkungannya yang meskipun tidak disampaikan secara tersurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun