Mohon tunggu...
Fadly Sukma Negara
Fadly Sukma Negara Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di UPN Veteran

I am speed

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Rasisme Sulit Diberantas? Bagaimana Rasisme Mempengaruhi Hubungan Internasional?

5 Juni 2023   10:43 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:51 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu rasisme?

Rasisme merupakan kepercayaan dimana kenyataan dan entitas seseorang serta sifatnya ditentukan dan dilihat dari ras suatu golongan, bukan dari penilaian atas kualitas akalnya antar sesama manusia. Rasisme atau diskriminasi merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia. Dimana diskriminasi rasial dapat diartikan sebagai sebuah pembedaan berdasarkan ras, warna kulit, asal usul, asal kebangsaan atau etnis, yang mengarah pada hilangnya pengakuan berdasarkan kesetaraan, kebebasan fundamental dan hak asasi manusia dalam hal politik, ekonomi, sosial dan budaya, atau di bidang kehidupan publik lainnya. Rasisme ada karena suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan perbedaan  ras manusia, mendefinisikan pencapaian budaya atau individu, bahwa  ras tertentu  lebih unggul dan memiliki ras yang mendominasi ras lain.

Asal usul istilah ras dikenal sekitar tahun 1600. Dimana pada saat itu, Francois Bernier pertama kali mengemukakan gagasan mengenai pembagian manusia berdasarkan kategori atau ciri warna kulit dan bentuk wajah (Alo Liliweri, 2005:21). Manusia di dunia dapat dibagi menjadi empat ras terbesar berdasarkan ciri fisiknya. Yakni ras hitam, putih, kuning dan merah. Salah satu penemu konsep ras adalah Charles Darwin. Darwin menampilkan ras sebagai sesuatu yang berkaitan dengan karakteristik biologis dan fisik. Salah satu yang paling jelas adalah warna kulit. Rasisme juga bisa berbentuk sebagai hal yang luas, karena rasisme sendiri tidak terjadi hanya karena warna kulit, hal ini juga bisa menyangkut berbagai hal seperti kultur, agama, dan juga suku, bahkan sebuah stereotip bisa terjadi di bidang ekonomi dan hal ini merupakan masalah yang terjadi dan masih terjadi.

 Mengapa rasisme sulit diberantas?

Rasisme memang belum bisa habis diberantas karena sudah berakar dan akan kemungkinan besar akan muncul lagi di kemudian hari. Selain itu rasisme merupakan sebuah persepsi buruk seseorang terhadap suatu golongan dimana kita tidak bisa melihat maupun merasakannya kecuali mereka menunjukan hal tersebut. Sejauh ini belum ada negara yang menanggapi kasus rasisme dengan baik, dan ada kemungkinan bahwa masalah serupa akan muncul di masa depan. Dimana kita harus memeriksa akar rasisme dan kemudian menjatuhkan hukuman yang adil kepada setiap pelakunya sehingga semua yang terkena dampaknya merasa dibenarkan di hadapan hukum. 

Dengan banyaknya manusia yang memiliki kesadaran akan rasisme, dengan banyaknya kampanye yang memperjuangkan hak yang sama antar manusia, tidak hanya itu banyak program yang membantu seperti #blacklivesmatter  meski program ini terjadi karena kematian pria berkulit hitam, yang bernama George Floyd program ini tidak hanya dibuat untuk ras berkulit hitam melainkan program ini menyebarkan bahwa rasisme itu ada dan semua ras, kultur dan agama mengalaminya, dan dengan dibuatnya program ini warga masyarakat mempunyai harapan untuk, menghentikan kebrutalan dan rasisme polisi yang sering terjadi di amerika serikat, program ini menunjukan bahwa  korban akan terus ada jika kita tidak sadar akan adanya rasisme.

Meskipun kesadaran rasisme sudah semakin meluas, stereotipe ras masih ada dalam budaya populer saat ini. Banyak sekali orang yang tidak aware dengan bahaya dan dampak dari rasisme itu sendiri, tidak sedikit rasisme yang berujung pada penyiksaan dan perlakuan buruk bahkan hingga pembunuhan. Rasisme juga menyebabkan ketidaksetaraan dalam pendidikan, pekerjaan dan kesempatan lainnya yang tidak bisa didapat ras atau golongan tertentu, bahkan jika sebuah penanganan benar benar sudah dilakukan, rasisme akan beberapa golongan akan terus terjadi hal ini bisa dikarenakan konsep dasar manusia sendiri yang mempunyai sifat, wajah, kultur, dan perbuatan yang berbeda beda dan hal ini membuat sebuah perbedaan yang mengakibatkan Sebagian orang untuk tidak menerima hal yang berbeda dari mereka.

 Bagaimana rasisme mempengaruhi hubungan internasional?

        Meski konflik modern saat ini sudah meninggalkan zaman dimana beberapa kulit atau ras, tidak diperbolehkan memberikan suaranya, hal ini tidak berarti konflik tentang rasisme sudah tidak ada, melainkan, hal ini terus menjadi masalah yang dimana semua negara terus menerus mengalami, seperti  pada bulan September tahun 2001, dimana gedung World Trade Center mengalami sebuah kehancuran, dimana pesawat yang diambil alih oleh sekelompok teroris al- qaeda, diterbangkan secara langsung ke arah gedung World trade Center, dengan terjadinya penyerangan ini, kebencian dan stereotip kepada orang islam, mulai menjadi lebih luas, dimana orang islam dianggap sebagai "teroris" dan kejadian September 2001 ini menjadi titik munculnya sebutan islamophobia dimana mereka, menyalahkan ajaran agama islam, dimana ajaran agama ini  merupakan penyebab terjadinya tragedy September 9 2001 bahkan setelah beberapa tahun kejadian ini terjadi, diskriminasi untuk agama islam masih dan akan terus terjadi. Rasisme akan agama Islam terjadi lagi pada tahun 2019 dimana sebuah penembakan masjid yang terjadi di Christchurch Selandia baru, kejadian ini terjadi karena tersangka sendiri memiliki kebencian terhadap agama islam, dia menganggap bahwa ajaran  islam merupakan sebuah ancaman, bagi mereka yang mempunyai kulit putih dan  karena alasan ini dia melakukan penembakan yang memakan 50 korban, dan hal ini menjadi sebuah alasan bahwa diskriminasi dan rasisme akan terus ada, dan tanpa adanya sebuah kesadaran mereka yang menjadi korban akan terus merasakannya.

Hingga saat ini, negara dengan kasus rasisme terbanyak dipegang oleh Amerika Serikat. Selama pemerintahan Donald Trump, dimana Donald Trump sangat berpengaruh terhadap pandangan warga Amerika Serikat, ia menekankan kritik terhadap xenofobia, supremasi kulit putih dan Islamophobia serta mendorong mobilisasi ekstrim kanan. Selain itu di Amerika Serikat pertikaian antara kulit hitam dengan kulit putih juga merupakan hal yang lazim. Amerika Serikat juga memulai pertikaiannya dengan Cina pada pandemi Covid-19. Dilihat dari persaingan antara Amerika Serikat dan China, kedua negara ini telah mengguncang tatanan dunia. Dimana kekuatan kedua negara ini membuat negara-negara di sekitarnya ikut mendapatkan dampaknya dari persaingan ini. Meski hubungan bilateral telah terjalin sejak lama, namun perdebatan antara keduanya dapat dilihat di ranah politik, militer, dan ekonomi. 

Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup menggemparkan dunia internasional. Dimana tahun itu menjadi krisis pandemi global ketika virus Covid-19 yang terdeteksi di kota Wuhan di China. Adanya pandemi ini meningkatkan aktivitas seperti prasangka, xenophobia, diskriminasi, kekerasan dan rasisme (Fahrudin et al., 2020). Kebencian Asia adalah kebencian terhadap orang Asia-Amerika di Amerika Serikat. Orang Asia-Amerika mengacu pada individu-individu yang memiliki keturunan atau asal-usul di Asia Timur, Asia Tenggara, dan anak benua India (Perdana, 2020). Maraknya permusuhan Asia tak luput dari narasi rasis yang berujung penyebutan "virus China" atau "flu China" saat menyebut Covid-19. Akibatnya, narasi ini meningkatkan sentimen anti imigran, anti kulit hitam, dan sentimen rasial lainnya (Ma'arif et al., 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun