Mohon tunggu...
Sukma Ayu Raganingtyas
Sukma Ayu Raganingtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

A reader who is trying to write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Keterampilan Santri untuk Menyongsong Bonus Demografi 2045

22 Oktober 2024   11:01 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bonus Demografi 2045

Bonus demografi adalah momen istimewa yang terjadi di suatu negara ketika jumlah penduduk yang berada dalam kelompok usia produktif, yaitu 15 hingga 65 tahun, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berusia 0 hingga 14 tahun serta yang berusia di atas 65 tahun.

Menurut Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Indonesia diperkirakan akan memasuki fase bonus demografi antara tahun 2030 hingga 2040, dengan puncaknya terjadi pada tahun 2045. Pada saat itu, jumlah penduduk yang berada dalam kelompok usia produktif diprediksi akan melebihi 50% dari total populasi Indonesia.

Hal ini tentu menjadi peluang serta tantangan terhadap sektor pendidikan yang mana menjadi ujung tombak suatu kemajuan zaman, Peningkatan jumlah penduduk usia produktif berarti bahwa lebih banyak individu akan memasuki dunia kerja, sehingga sistem pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di pasar tenaga kerja.

Bonus demografi ini dapat memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, karena jumlah tenaga kerja yang produktif meningkat. Namun, situasi ini juga membawa tantangan tersendiri. Pertama, pemerintah perlu memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan yang memadai tersedia untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu bersaing di pasar kerja. Jika tidak, akan terjadi ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki dan kebutuhan industri.

Selain itu, sektor kesehatan juga harus diperhatikan. Dengan populasi yang lebih besar dalam usia produktif, kebutuhan layanan kesehatan dan jaminan sosial akan meningkat, yang bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Ada pula risiko penciptaan pengangguran jika pertumbuhan lapangan kerja tidak sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan kebijakan yang proaktif diperlukan untuk memanfaatkan bonus demografi ini sebaik-baiknya, sekaligus mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Jika dikelola dengan baik, bonus demografi dapat menjadi pendorong utama untuk kemajuan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Peran Pesantren Menyongsong Bonus Demografi

Dalam sektor pendidikan, Pesantren memeiliki peran krusial dalam membentuk individu yang berkualitas, berkemampuan dalam bidang sosial masyarakat, dan mumpuni serta siap bersaing di pasar tenaga kerja. 

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan keterampilan dan karakter yang diperlukan untuk menghadapi tantangan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Dalam upayanya untuk membentuk individu yang memiliki hubungan baik dengan Tuhan dan sesama, pesantren berfokus pada penciptaan insan yang beriman, beramal saleh, dan berbuat baik kepada semua makhluk. Dengan perkembangan zaman, pesantren berperan aktif dalam arus globalisasi, menyelaraskan semua aspek pendidikan, mulai dari proses pembelajaran, kajian keagamaan, hingga proses administrasi. Sehingga diharapkan hasilnya berupa lulusan yang siap bersaing di tingkat internasional  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun