Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Hari Kartini Pemberi Inspirasi Bagi Kaum Perempuan

21 April 2024   16:42 Diperbarui: 21 April 2024   19:46 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin kita mengakui bahwa Raden Ajeng Kartini menjadi sumber inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia.

Melihat pemikiran dan tindakannya dalam memperjuangkan hak atau kebebasan dan persamaan status sosial perempuan dengan laki-laki serta memajukan bangsa menjadi lebih tangguh dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman.

Selain penggerak emansipasi, Kartini berhasil menuliskan pemikiran secara runut karena sangat erat kaitannya dengan isu gender.

Maka benar jika dikatakan bahwa Kartini adalah pahlawan Indonesia yang memperjuangkan hak supaya setiap perempuan Indonesia menjadi sama dan bisa merasakan pendidikan layaknya laki-laki, perempuan tidak melulu berurusan dengan dapur karena dengan mengenyam pendidikan perempuan akan lebih maju.

Saya teringat dengan salah seorang ibu yang merupakan salah satu dari sekian perempuan Indonesia yang terinspirasi dengan sosok Kartini, beliau adalah Ibu Gardina.

Beliau bercerita dulu punya cita-cita mulia sebagai guru, tetapi karena berbagai hal, cita-cita kandas dan hanya tinggal impian. 

Setelah menjadi seorang ibu dari 3 putri dan 1 putra, beliau punya tekad apapun yang dicita-citakan anak-anaknya harus ia perjuangkan supaya tidak seperti dirinya. Kandas !

Perjalanan hidup tidak ada yang tau, tetiba Tuhan memanggil suaminya dikala anak-anaknya masih kecil dan masih membutuhkan perhatian, pelukan pastinya biaya untuk bisa bertahan hidup.

"Saya harus bisa, harus kuat, harus bertahan, demi anak-anakku," ucap Ibu Gardina dengan lirih. 

Mengingat beliau hanya ibu rumah tangga biasa, bahkan tidak ada dana pensiun, beliau putar otak bagaimana supaya anak-anaknya bisa hidup layak dan bersekolah.

Tanpa kenal lelah apapun dikerjakan ibu satu ini dengan penuh kesabaran, ikhlas juga tak lupa selalu berserah kepada sang pencipta, meskipun kadang terucap "apa saya sanggup" dan itu manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun