Baginya melihat museum, tempat-tempat ibadah, perpustakaan, universitas-universitas setempat, kota tua dan icon-icon kota atau negara, gunung, pantai adalah tujuan yang sangat dinikmati dalam setiap perjalanannya.
Beliau memaparkan setiap perjalanannya. Seperti ke Museum yang berkesan di Washington City, dimana pertama masuknya orang-orang Afrika.Â
Begitupun kala ke India, mendapat pengalaman tak terlupakan, hendak ke Kashmir karena menyukai Kashmir, rupanya setiba disana ada perang sehingga perjalanan hendak pulang dihadang oleh orang Kashmir dengan pakai tongkat dan gadang juga melempari batu, selidik punya selidik ada panglima yang meninggal, maka supaya bisa kembali pulang harus menunggu tentara India.Â
Kejadian tersebut pun diminta supaya beritanya tidak menyebar luas, namun ada seorang Belanda memposting sehingga beritanya keluar. Selama.3 hati mereka harus tinggal di rumah perahu di danau dikelilingi militer setempat.
Sementara waktu ke Rusia, kala itu menurutnya kurang enjoy, namun masih ada keinginan berkunjung kembali untuk melihat stasiun bawah Tanah yang menurut informasi bagus tapi belum terekspos.
Sempat juga diminta mengajar di salah satu kapal pesiar. Biasanya di malam hari adalah entertainment atau hiburan seperti dansa dan semacamnya. Seketika mindset nya diubah menjadi belajar tentang kebudayaan lingkungan oleh pemiliknya.
Demikian cerita Ibu Rondang Siregar, dan masih banyak tempat-tempat yang dikunjunginya.
Karena menurutnya bepergian adalah untuk hidup.
"Eksplorasi waktu saya belajar mendapat pengalaman baru dan evaluasi diri adalah motivasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan perjalanan
Merasa lebih kenal dan mengerti diri sendiri serta lingkungan, itu refleksi dan kesimpulan setiap akhir dari perjalanan.
Maka, mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita yang tersisa, agar anak cucu kita masih bisa menikmati apa yang kita nikmati saat ini dan tidak mengetahui indahnya alam lingkungan kita hanya dari ensiklopedia." Pesan Ibu Rondang Siregar kembali.