Rasa penasaran dan kerinduan itu  semakin memuncak, mana kala teman-teman sering bercerita tentang Jogja, begitu juga dengan keponakan saya yang pernah kuliah di Jogja hingga saat ini punya teman istimewa orang sana.Â
Menyoal ponakan, saya pun berseloroh dengan candaan kepada kakak saya atau ibu dari ponakan saya, "Semoga berjodoh dengan orang Jogja atau Solo supaya kalau mudik tidak ke Medan atau Ciamis mulu, tetapi gantian ke Jogja atau Solo." Â "Benar juga iya," kata kakak saya." Hahahaha...
Lanjut cerita bagaimana soal kenyamanan Jogja, yang memang sesuai dengan slogannya 'Yogyakarta Berhati Nyaman'. Dan kenyaman tinggal di kota Jogja secara formal diakui dengan survei Most Livable City Index 2009 dan 2011, menempatkan Jogja sebagai kota ternyaman.
Termasuk citra kota pelajar dengan dukungan sarana  lembaga pendidikan formal dan non formal tersedia sehingga memberikan kesempatan untuk pengembangan diri.
Karena Jogja termasuk kota pejalar tadi, artinya banyak pelajar atau mahasiswa yang berasal dari luar Jogja atau daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Maka tak salah jika banyak orang mengatakan Jogja adalah miniatur dari Indonesia.Â
Juga kita dapat menikmati Jogja dengan kesederhanaan. Karena bukan penampilan yang membuat kita dihormati orang, tetapi perilaku yang santun jauh lebih berkarisma, juga tidak arogan.
Jangan sampai ketinggalan menikmati kulinernya iya....Â
Konon wisata kuliner Jogja termasuk salah satu pesona yang dimiliki dunia kuliner Indonesia, karena disana terdapat banyak menu pilihan untuk dinikmati.
Harus saya akui, mungkin saya salah seorang yang sedikit tahu tentang Jogja termasuk kulinernya. Kuliner Jogja yang paling familiar saya dengar adalah 'Gudeg'. Dan saya termasuk penggemar gudeg meskipun saya tidak memiliki darah Jogja.Â
Jadi jika ke Jogja rasanya kurang lengkap jika tidak makan gudeg.