Mohon tunggu...
Sukito Wibowo
Sukito Wibowo Mohon Tunggu... -

pemulung yang kerja serabutan, terkadang jadi tukang kumpul beling dan barang bekas, di lain waktu jadi tukang kumpul info dari media maupun sesama pemulung.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wanita Hebat Asal Papua ini mulai 'Melawan'

4 Mei 2015   11:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu saya menulis sebuah catatan tentang seorang wanita hebat asal Papua, Ariella Alberthina Yoteni, dalam forum ini (http://edukasi.kompasiana.com/2015/04/29/wanita-hebat-asal-papua-714958.html). Wanita ini diduga telah berbicara soal Papua dalam forum KAA  (yang saat itu saya ragukan kebenarannya melihat posisi ybs) namun karena sebuah informasi sesat yang disebarluaskan oleh orang tidak bertanggung jawab, wanita hebat ini menjadi sasaran 'amuk' para aktifis Papua baik di Jakarta maupun di Papua.

Setelah berjalannya waktu, klarifkasi yang ditunggu-tunggu dari Ariella akhirnya muncul juga di situs yang sama saat menghujatnya (http://majalahselangkah.com/content/-ini-klarifikasi-ariella-yoteni-dan-marthen-goo-soal-pemberitaan-bicara-papua-di-kaa-). Dalam situs tersebut, diberitakan bahwa Ariella melakukan klarifikasi bahwa dirinya bukan presiden yang memiliki kapasitas untuk berpidato di KAA. Jika, Indonesia ingin orang Papua bicara di KAA,  ada menteri orang Papua Papua, Ibu Yembise. ia juga menyatakan bukan sebagai menteri atau bukan delegasi negara tertentu, namun sebagai staff Kemenlu RI. sehingga,  tudingan aktivis Papua di Jakarta yang dialamatkan kepadanya salah sasaran.

Saya melihat persoalan ini sederhana, betapa informasi dapat begitu menyesatkan apabila tidak diketahui secara jelas sumbernya dan faktanya. Namun, aktifis Papua, Marthen Goo sudah terlanjur berteriak-teriak menghujat dan memaki dan bahkan mengkerdilkan peran Ariella. Landasannya hanyalah info 'dari dalam' kemenlu. Siapa yang tahu? bisa jadi itu info yang sengaja dibuat-buat oleh ybs untuk memancing reaksi publik, test the water istilahnya, seberapa jauh rakyat papua menentang berita tersebut.

Sekarang dengan kesalahannya, Marthen Goo menanggapi klarifikasi Ariella dengan seolah-olah 'menjadi orang tua' yang menasehati anaknya yang dianggap 'masih hijau' dalam dunia politik. Sekali lagi saya mentertawakan aktifis papua ini yang semakin tersesat di antara realitas dan khayalan imajinernya. Jika dilihat latar belakang dan peran, Ariella sudah membuktikan bukan hanya kepada keluarganya namun juga orang Papua, bahwa ia memiliki peran dan menjadi bagian penting dalam sebuah perhelatan internasional. Ariella berhasil mengaplikasikan hasil teorinya selama kuliah dalam jalan yang benar bukan jalan yang tersesat. Arahnya juga sudah jelas, dengan karirnya di Kemenlu, prestasi dan capaiannya akan menjadi milestone penting orang papua yang berhasil 'tampil' tanpa harus berteriak-teriak menghujat dan memaki.

Jadi sekali lagi, saya hanya merasa kasian dengan orang-orang yang tersesat, berharap memperoleh sedikit uang dengan melakukan pengaburan berita demi tampil di media-media lokal yang tidak berimbang. Merubah pola pikir seperti ini memang sudah cukup sulit, oleh karenanya, klarifikasi Ariella ini menjadi sangat penting sebagai bentuk perlawanan sekaligus pembuktian diri bahwa dirinya tampil sebagai insan yang lebih bermanfaat daripada orang-orang yang menghujatnya.

Akhirnya pesan respon klarifikasi dari marthen Goo pada situs di atas yang menyatakan,"Mari kita mengokohkan diri dan hati kita, untuk jadi penyelamat rakyat yang sedang membutuhkan suara dan kerja kita untuk mereka. Akhir kata, biasakan kita untuk berkata salah bagi yang tidak benar, dan benar bagi yang kebenarannya adalah benar,"sepertinya hal tersebut lebih cocok menjadi pengingat dirinya sendiri untuk berkata benar dan jujur.

SW

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun