Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya Memberikan Atribusi Positif pada Seseorang

7 Mei 2023   10:37 Diperbarui: 7 Mei 2023   10:40 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika seorang atlet mengalami kekalahan dalam pertandingan, orang lain dapat memberikan atribusi internal atau eksternal. Mereka mungkin menganggap atlet tersebut kalah karena kurang berlatih atau kurang berkonsentrasi (atribusi internal) atau karena lawannya lebih kuat atau faktor keberuntungan yang tidak terduga (atribusi eksternal).

Ketika seorang pegawai mendapatkan kenaikan gaji, rekan kerja dapat memberikan atribusi internal atau eksternal. Mereka mungkin menganggap pegawai tersebut mendapatkan kenaikan gaji karena kerja keras dan kinerja yang baik (atribusi internal) atau karena kebetulan atau favoritisme dari atasan (atribusi eksternal).

Ketika seseorang melihat seseorang lain membantu orang yang membutuhkan di jalanan, mereka dapat memberikan atribusi internal atau eksternal. Mereka mungkin menganggap orang tersebut membantu karena memiliki sifat altruistik yang tinggi (atribusi internal) atau karena faktor sosial seperti norma sosial atau pengaruh dari lingkungan sosial (atribusi eksternal).

Apa bedanya atribusi dengan prasangka?

Atribusi dan prasangka adalah dua konsep yang berbeda dalam bidang psikologi sosial. Meskipun keduanya terkait dengan cara kita memahami dan memberi makna pada orang lain, terdapat perbedaan signifikan antara atribusi dan prasangka.

Atribusi mengacu pada cara kita menjelaskan perilaku orang lain. Atribusi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi internal adalah ketika kita menyalahkan perilaku orang lain pada faktor internal seperti kepribadian, sifat, atau karakteristik mereka. Sedangkan atribusi eksternal adalah ketika kita menyalahkan perilaku orang lain pada faktor eksternal seperti situasi, lingkungan, atau faktor lain yang tidak terkait dengan karakteristik pribadi orang tersebut.

Prasangka, di sisi lain, adalah pandangan atau sikap negatif yang kita miliki terhadap kelompok tertentu atau orang yang berbeda dari kelompok kita. Prasangka dapat timbul dari banyak faktor seperti pengalaman pribadi, budaya, stereotip, atau ketidakpastian dalam situasi tertentu. Prasangka dapat memengaruhi cara kita menilai dan memperlakukan orang lain, bahkan sebelum kita memiliki informasi yang cukup tentang mereka.

Perbedaan utama antara atribusi dan prasangka adalah bahwa atribusi berkaitan dengan penjelasan tentang perilaku orang lain, sementara prasangka berkaitan dengan sikap atau pandangan negatif terhadap kelompok atau individu tertentu. Meskipun keduanya dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain, prasangka lebih didasarkan pada ketidaktahuan, stereotip, atau kecenderungan untuk memandang kelompok tertentu secara negatif, sedangkan atribusi lebih didasarkan pada analisis rasional dan penerimaan informasi untuk menjelaskan perilaku orang lain.

Fungsi utama teori atribusi adalah untuk membantu kita memahami perilaku seseorang dengan memberikan penjelasan tentang faktor-faktor apa yang memengaruhi perilaku tersebut. Dalam psikologi sosial, atribusi dianggap sebagai proses kognitif yang mendasar dalam memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan memahami teori atribusi, kita dapat mengenali dan memahami motivasi di balik perilaku orang lain, dan membuat keputusan yang lebih tepat dalam interaksi sosial.

 

Teori Atribusi dapat membantu kita dalam beberapa hal:

Membantu kita menentukan faktor apa yang memengaruhi perilaku seseorang. Dalam melakukan atribusi, kita mencoba untuk menentukan apakah perilaku seseorang disebabkan oleh faktor internal seperti kepribadian atau faktor eksternal seperti situasi atau lingkungan. Dengan memahami faktor apa yang memengaruhi perilaku seseorang, kita dapat memahami dan merespons perilaku tersebut dengan cara yang tepat.

Membantu kita memahami persepsi dan penilaian orang lain tentang diri kita sendiri. Teori atribusi juga membantu kita memahami bagaimana orang lain menilai dan memberikan atribusi atas perilaku kita. Dalam memahami bagaimana orang lain melihat kita, kita dapat memperbaiki perilaku kita atau membuat tindakan yang tepat untuk meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun