Sementara itu, gangguan jiwa seperti paranoid dan schizophrenia adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Orang dengan gangguan jiwa mungkin mengalami perubahan dalam persepsi, pemikiran, emosi, dan perilaku yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Sementara itu, kejeniusan adalah suatu keadaan yang terjadi pada sebagian kecil dari populasi dan bukanlah kondisi medis atau psikologis. Kemampuan yang luar biasa dari seorang jenius biasanya disertai dengan kecerdasan tinggi, imajinasi kreatif, kemampuan berpikir logis dan analitis, dan kemampuan memecahkan masalah yang kompleks.
Meskipun ada beberapa contoh orang terkenal atau genius yang dikaitkan dengan gangguan jiwa, seperti Vincent Van Gogh, Ernest Hemingway, Kurt Gdel, Howard Hughes dan lainnya. Tidak benar bahwa gangguan jiwa dapat dianggap sebagai kondisi yang sama dengan kejeniusan. Kebanyakan orang yang mengalami gangguan jiwa menghadapi tantangan dalam hidup sehari-hari dan memerlukan perawatan medis dan dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan. Namun dapat dikatakan bahwa genius tidak sama dengan gila.
Lalu bagaimana dengan pernyataan Aristoteles yang menyatakan bahwa "No great genius has ever existed without some degree of madness?"
Pernyataan tersebut sebenarnya merupakan interpretasi yang agak berlebihan terhadap pandangan Aristoteles mengenai keterkaitan antara kejeniusan dan kegilaan.
Aristoteles sendiri sebenarnya tidak mengemukakan pandangan yang pasti mengenai hubungan antara kejeniusan dan kegilaan. Ada beberapa kutipan dalam karya-karyanya yang menyiratkan bahwa ia percaya bahwa kegilaan dapat menghambat seseorang dalam mencapai kejeniusan, sementara pada kutipan lain ia menyatakan bahwa kegilaan dapat meningkatkan kreativitas seseorang.
Sementara itu, dalam pandangan modern, anggapan bahwa kegilaan diperlukan untuk mencapai kejeniusan tidak sepenuhnya benar. Kebanyakan orang yang dianggap jenius ternyata tidak memiliki gangguan mental tertentu, dan sebaliknya tidak semua orang yang mengalami gangguan mental bisa disebut sebagai jenius. Oleh karena itu, perlu dihindari kesimpulan yang berlebihan bahwa kegilaan atau gangguan mental diperlukan untuk mencapai kejeniusan.
Dalam kesimpulannya, kejeniusan dan gangguan jiwa seperti paranoid dan schizophrenia adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Meskipun terdapat beberapa contoh orang terkenal yang mengalami gangguan jiwa dan juga dianggap sebagai jenius, tetapi itu tidak berarti bahwa keduanya sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H