Kau hargai berapakah jantungku ini?
Tentang kasat kusut yang kau perbuat
Detaknya tak lagi berirama syahdu
Ada luka kecil di sana
Seperti goresan sebilah pisau
Tajam menyakitkan
Bentuknya pun mulai berubah
Bila kupegang dengan kedua tangan
Dulu mirip setakup hektaran kilat
Kini, hanya berjalan puluhan langkah saja
Tidak mampu melangkah lebih jauh lagi
Kaulah penyebabnya
Kaulah tukang onarnya
Ke sana kemari
Berkata seolah kau paling benar
Sementara jiwamu dangkal
Sudah banyak orang menyadarinya
Semua sebab akibat
Prahara jantungku ini adalah ulahmu
Jangankan daun rerumputan yang berkata
Katak pun ikut bersaksi
Perlukah kau mengelak
Aaagh... sungguh kejamnya kau
Dini hari, 12/12/20
Menahan rasa sakit jantung ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H