/1/
Memilikimu, adalah memiliki malaikat
Kehadiranmu, adalah kehadiran Tuhan
Pada waktu-waktu rentas yang bernama
Semisal mengecap kopi susu kental
Serta berselera roti di lidah
Mengingat namamu pun, tak kurasakan duri tajam
Membelukar di tulangku
Begitu pula nama-nama: kerja keras, tanggung
jawab, perhatian, bijaksana, dan hangat
Membungkam di lembaran jiwaku yang merindu
Dan aku pasrah seperti jarum lepas dari benangnya
/2/
Mencintai kehangatanmu itu,
Seperti alam menanti mentari bangun dengan sadarnya
Kau selimutku, aku semangatmu
Kau segala ragaku, aku penopang hidupmu
Semua berawal dari tali pusar
/3/
Kau berupaya menyulam kasih
Lalu aku meminta kerinduan
Ketika angin berlarut di tengah canda tawa kita
Setelah dunia menanggalkan hari-hari
Menyapu pagi. Dan itu pasti
Kau dan aku adalah satu langit
Pasuruan, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H