Hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, Jokowi melambung dari wali kota kota kecil Solo menjadi politisi paling populer di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Barack Obama saja membutuhkan tiga tahun untuk menjadi presiden. Demikian menurut media terkemuka Inggris Financial Times (FT).
FT menuliskan, dengan reputasinya yang bersih, berorientasi pada hasil dan rendah hati, Jokowi secara spektakuler melesat dalam hampir semua survei calon presiden 2014. Dari akumulasi empat survei, elektabilitas Jokowi memimpin dengan angka 27 persen, disusul Prabowo Subianto 16 persen, dan Aburizal Bakrie 9 persen. Melesat bagaikan meteor, karier politisi berusia 52 tahun ini disamakan dengan kisah Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Kerendahan hati dan kecerdasannya tercermin saat diwawancarai FT. Jokowi menyebut kunci kesuksesannya sangat sederhana. "Inti dari demokrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, saya melakukan blusukan, menelusuri lorong demi lorong, pasar, pinggir kali, bertanya langsung kepada masyarakat apa keluh kesah mereka. Saya bersama aparat pemerintah akan berusaha mencarikan solusi terbaik," kata Jokowi.
Financial Times juga memberitakan pandangan warga Jakarta terhadap pemimpinnya itu. "Hidup masih sulit, banjir masih sering terjadi, tempat ini kotor dan bau. Namun, saya senang melihat Jokowi. Semoga kehidupan lebih baik dengan beliau menjadi presiden," tutursalah seorangwarga Cakung, Jakarta Timur.
Ketika diajukan pertanyaanoleh FT mengenai kemungkinan pencapresannya. Jokowi pun tertawa. "Saya tidak memikirkan itu. Sekarang, saya fokus dengan tugas sebagai Gubernur Jakarta," kata Jokowi.
Dari pemberitaan media Inggris tersebut sebagai rakyat Indonesia kita selayaknya bangga memiliki aset seorang pemimpin rendah hati seperti Jokowi yang diakui kehebatannya oleh bangsa lain.Mari terus kita dukung dan semangati Jokowi untuk terus menjadi pemimpin yang semakin berpihak kepada rakyat kecil. Semoga Jokowi bisa mewujudkan impian rakyat Indonesia untuk memiliki seorang presiden yang benar-benar memahami nasib rakyat jelata. Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Senin, 25 November 2013
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H