Mohon tunggu...
Maskatno Giri
Maskatno Giri Mohon Tunggu... Guru - 🌄©Mas Guru B.INGGRIS SMA,The Alumnus of English P PS UNS SURAKARTA

🌄Sukatno Wonogiri, known as Maskatno Giri, the alumnus of English P PS UNS Surakarta, the owner of sukatnowonogiribelajar.blogspot.com: a learning blog for his students

Selanjutnya

Tutup

Diary

Para Orang Tua Wajib Mengenalkan Kewirausahaan (The Parents Must Introduce Entrepreneurship)

3 Agustus 2024   08:19 Diperbarui: 3 Agustus 2024   12:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Profesi saya adalah sebagai  guru PNS. Saya menyadari bahwa profesi pegawai negeri tidak bisa  diwariskkan ke anak cucu (My profession is as a civil servant- teacher. I realize that the civil servant profession cannot be passed  down  to  the children and grandchildren ). Sudah menjadi kewajiban saya sebagai orang tua  mendidik anak-anak mampu menjadi manusia mandiri, dan lebih jauh lagi mereka bisa berbagi ( It's  as my obligation as a parent to educate my children can be  independent human beings, and furthermore they can be more useful for others). Salah satu jenis pekerjaan sebagai bekal masa depan anak-anak adalah menjadi wirausahawan  ( One type of works  to prepare  the children for their  future is to be an entrepreneur ).

Salah satu tanggung jawab saya sebagai orang tua, saya sudah memberikan motivasi dan teladan ( One of my responsibilities as a parent is to provide motivation and an example ). Salah satunya saya sudah merintis usaha bisnis kecil-kecilan sebagai sarana  memberikan pembelajaran  ke anak-anak ( One of them is that I have started a small business as a means of providing learning to children ). Sedangkan anak-anak saya sudah  terlibat langsung dalam melayani customer ( Meanwhile, my children are directly involved in serving customers).

Termotivasi dan terinspirasi dari motivator kewirausahaan Mas Jamil Azzaini  dan  Ippho Santosa bagaimana menjadi wirausahawan (Motivated and inspired by entrepreneurial motivators Mas Jamil Azzaini and Ippho Santosa on how to become an entrepreneur). Para motivator kewirausahaan membelajarkan kepada   kita  untuk mengenalkan  kewirausahan  kepada anak-anak agar mampu mandiri di masa depannya, inti sari isi motivasi  beliau antara lain ( Entrepreneurial motivators teach us to introduce entrepreneurship to children so that they can be independent in the future, the essence of the content of their motivation includes: Entrepreneurial motivators teach us  to teach entrepreneurship to children so they can be independent in the future, the essence of the content of their motivation includes):

1. Melakukan investasi (Doing investment). Menabung  tidak membuat kita kaya, yang  semakin kaya adalah pemilik bank(Saving money does not make us rich, the bank owners are getting richer  ).  Namun menabung kegiatan lumayan baik daripada berfoya-foya dan  berboros ria ( However, saving money is quite better activities than being extravagant/useless). Investasi jelas lebih utama ( Investment is clearly more important). Kita  seharusnya mengenalkan pentingnya berinvestasi kepada anak-anak kita ( We should introduce the importance of investing to our kids ). Dana tabungan hanya boleh dipakai saat keperluan mendadak (  Savings funds may only be used when urgently needed).

2. Mengajarkan disiplin terhadap keuangan (Teaching financial discipline). Disiplin terhadap keuangan wajib kita ajarkan kepada anak-anak kita ( We must teach financial discipline to our kids ). Sebab, keberhasilan wirausahawan salah satunya berawal dari disiplin diri ( Because, the succes of entrepreneurs starts from self-discipline ).  Kita sebagai orang tua seharusnya menjadi teladan dalam mengelola  keuangan  dan  harus konsisten (We are  as parents should be role models in managing finances and we  must be consistent).  Kejelasan pemasukan dan pengeluaran dana di suatu usaha  ialah bentuk transparansi (Clarity of income and expenditure of funds in a business is a form of transparency  ). Kita seharusnya mengontrol pengeluaran uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat ( We should control spending money on things that are not useful).

3. Melibatkan  anak kita dalam usaha  bisnis ( Involving our children in business ). Perlu kita mengenalkan wira usaha  yang kita lakukan kepada anak-anak kita dengan cara mengajaknya secara aktif di dalamnya (We need to introduce the entrepreneurship that we do to our children by actively inviting them to participate in it). Anak- anak kita  bisa diajari memasarkan produk dan juga bidang   digital marketing, manfaatkanlah gadget milik pribadinya ( Our children can be taught how to market products and also taught about digital marketing through their personal gadgets ). Foto semua produk tersebut dan up load di media sosial ( Take photos of all the products and upload them on social media). Kalau perlu kita membuat  kesepakatan mengenai komisi harga produk yang menjadi hak anak kita, hal ini mengingat bahwa prinsip bisnis yakni memperoleh keuntungan secara finansial ( If it's  necessary, we can make an agreement regarding the product price commission that is our child's right, remembering that the principle of business is to gain financial profit ).

4. Mendorong anak-anak menjadi  kreatif ( Supporting  the kids to be more creative). Kita perlu  memberikan ruang bagi anak kita  untuk mengembangkan kreativitasnya ( We need to provide space  and time for our children to develop their creativity ). Kita perlu memberikan mereka kesempatan untuk berpikir "out of the box "  dan menghasilkan ide-ide baru ( We need to give them the opportunity to think "out of the box" and generate new ideas ).

5. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kegigihan dan ketekunan ( Teaching the  children about the importance of persistence and perseverance ). Wirausahawan yang sukses perlu memiliki sikap yang gigih dan tekun ( The successful entrepreneurs need to have a persistent attitude  ). Kita perlu mengajarkan anak anak kita untuk tidak menyerah ketika menghadapi kegagalan dan terus berusaha mencapai tujuan mereka ( We need to teach our children not to give up when faced with failure and to keep trying to achieve their goals ).

6. Mendorong networking (Encouraging networking  ). Networking bisa dimaknai silaturahmi yang baik ( Networking can be interpreted as good friendship or silaturahmi ). Kita perlu mengajarkan anak  anak kita tentang pentingnya membangun jaringan dan berhubungan dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama (We need to teach our children about the importance of networking and connecting with people who have the same interests and goals). Kita perlu mengajak mereka bergabung dengan kelompok atau komunitas wirausaha muda ( We need to invite them to join groups or communities of young entrepreneurs ).

7. Memberikan inspirasi dan contoh teladan (Providing the  inspiration and role models  ). Kita perlu menceritakan kisah sukses wirausahawan terkenal kepada anak kita ( We need to tell the success stories of famous entrepreneurs to our children).  Kita perlu memberikan mereka contoh-contoh inspiratif yang dapat memotivasi mereka untuk menjadi wirausahawan yang sukses ( We need to provide them with inspiring examples that can motivate them to become successful entrepreneurs).

Sebagai  pernyataan penutup, semoga kita sebagai orang tua termotivasi untuk mengenalkan kewirausahaan  sejak dini (As closing stetement , hopefully we are  as parents can  be motivated to introduce entrepreneurship from an early age ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun