Dahulu saat saya mengikuti kuliah, salah satu profesor saya menyampaikan bahwa tidak ada orang yang  benar-benar "perfect"  atau sempurna, jadi jangan sampai kita terobsesi menjadi perfectionist (When I was attending a lecture, one of my professors said that no one is truly "perfect", so we shouldn't be obsessed to be perfectionists).  Beliau menambahkan bahwa modal untuk mencapai kesuksesan adalah niat untuk menjadi lebih baik bukan untuk menjadi sempurna (He added that the capital to achieve success is the intention to be better, not to be perfect) Pernyataan dari dosen saya itu kuingat sampai saat ini (Up to now I still remember the statement of my lecturer )
Kini aku  menjadi guru dan tugasku berbagi pengalaman dan inspirasi  kepada siswaku, kusampaikan bahwa untuk meraih sukses tidak perlu mereka  menjadi "perfectionist"(Now I  become a teacher and my job is to share experiences and inspiration with my students so that I stated that being successful they shouldn't be "perfectionists")
Lalu aku mencari berbagai informasi  apakah "perfectionist" itu  (Then I searched for various information about what a "perfectionist" is ). Kutemukan definisi umum bahwa  perfectsionist berasal dari kata perfect: sempurna (I found the general definition that perfectionist comes from the word perfect). Jadi perfeksionis adalah tipe kepribadian seseorang yang ditandai dengan keinginan agar segala sesuatu yang dikerjakan berjalan dengan sempurna ( So perfectionist  is a person's personality type that is characterized by the desire for everything that is done to run perfectly ). Adakah masalah dibalik orang yang memiliki sifat perfeksionis (Is there any problem behind people who has a perfectionist nature? )
Sebenarnya, tidak ada salahnya, kita ingin  menjadi lebih baik (In fact, there's nothing wrong with us  to get  better). Namun tidak perlu kita memiliki sifat perfeksionis (But we don't need to be perfectionists). Jika sifat ini dilakukan secara berlebihan, dapat memicu berbagai dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan juga hubungan dengan orang lain (If this behavior is carried out excessively, it can trigger various bad impacts on our health and also relationships with other people). Sebab, seorang  perfeksionis cenderung menetapkan standar terlalu tinggi dan memberikan kritik secara berlebihan, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain (Because  perfectionist tend to set standards too high and criticize excessively, for themselves and others). Karena standarnya kehidupannya terlalu tinggi, justru seorang perfeksionis lambat menghasilkan karya (Because his standard of living is too high, a perfectionist is slow to produce work). Karena saat mau berkarya dia mempertimbangkannya sesempurna mungkin (Because when he wants to create work he considers it as perfect as possible ). Beda dengan orang "nekat" dan yakin,  dia akan berkarya  secepat  mungkin  sebisanya, karena untuk sempurna tidak mungkin, untuk lebih baik bisa. Semua butuh proses (Different from  confident people, he will work as quickly  as possible, because it is impossible to be perfect, it is possible to do better. Everything needs a process).
Menurut hasil penelitian,  di antara penyebab munculnya sifat perfeksionis adalah memiliki keluarga dengan sifat perfeksionis pula atau orang tua sering tidak menghargai pencapaian yang didapatkan anak sejak kecil (According to the research results, one of the causes of perfectionism is having a family with a perfectionist nature or parents often not appreciating the achievements their children have made since childhood ). Juga  munculnya sifat perfeksionis bisa terjadi karena  ketakutan  jika tidak  disukai orang lain  (Also, the emergence of perfectionism can occur due to fear of being disliked by other people ).
Bila ada sifat perfeksionis yang berlebihan  ada di jiwa kita atau ada di jiwa anak dan siswa kita, tentu harus segera di atasi sebelum terlambat (If there is excessive perfectionist in our souls or in the souls of our children and students, of course it must be addressed immediately before it is too late).
Kita harus dipahamkan jika kita  memiliki sifat perfeksionis,dapat membatasi kinerja dan menyebabkan stres yang berlebihan, stress berlebihan akan mengganggu kesehatan  (We must understand that if we have a perfectionist nature, it can limit performance and cause excessive stress. Excessive stress will disrupt health).
Berikutnya  kita harus menghilangkan keinginan untuk selalu sempurna  (Next we must eliminate the desire to be always perfect ). Kita perlu belajar untuk menerima kesalahan dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh (We need to learn to accept mistakes and see them as opportunities to learn and grow).
Kita harus menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai ( We must set realistic and achievable goals). Kita sebaiknya menghindari menetapkan standar yang terlalu tinggi yang sulit untuk dicapai (We should avoid setting too high standards that are difficult to achieve ). Kita harus fokus  pada kemajuan dan usaha yang kita lakukan, bukan hanya pada hasil akhir (We must focus on the progress and effort we put in, not just in the final result).
Kita juga  perlu  menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (We also need to maintain a balance between work and personal life ). Tidak perlu kita membiarkan sifat perfeksionis mengambil alih hidup kita dan mengorbankan waktu bersantai dan kebahagiaan pribadi (We don't need to let our perfectionist nature take over our lives and sacrifice our leisure time and personal happiness )
Untuk mengatasi sifat perfeksionis, kita perlu  berdiskusi  dengan orang-orang terdekat tentang sifat perfeksionis kita (To overcome perfectionism, we need to discuss with the people closest to us about our perfectionist nature).  Mereka dapat memberikan perspektif yang berbeda dan memberikan dukungan yang kita  butuhkan untuk mengatasi sifat ini (They can provide a different perspective and provide the support  that we need to overcome this trait).