"The Last Lecture" (Pengajaran Terakhir) ditulis oleh Randy Pausch. Dia  adalah seorang profesor di bidang ilmu computer. Lahir  23 Oktober 1960 di Baltimore, Maryland, Amerika, dan sebagai salah satu  "co-founder" bersama Don Marinelli dalam mendirikan "Entertainment Technology Center".
Randy Pausch meninggal akibat kanker pankreas yang dideritanya pada 2008 silam. Di akhir hidupnya ia menulis sebuah buku yang berjudul "The Last Lecture" yang menjadi salah satu buku best-seller di tahun 2007. Melalui bukunya, beliau memotivasi keluarganya: istrinya, Jai, dan anak-anaknya, Dylan, Logan dan Chloe. , ia menuliskan secara indah mengenai 'panduan menuju kehidupan yang lebih baik' untuk diikuti istri dan anaknya. Dampak lebih luas tulisan Randy Pausch  juga menginspirasi banyak manusia.
 "The Last Lecture " mengajari diri kita supaya hidup ini semakin lebih baik dan bermakna, sehingga:Â
- Tidak perlu  kita menyepelekan  setiap momen di kehidupan kita, kita perlu mengambil hikmah pada setiap momen di kehidupan kita
- Tidak perlu kita takut untuk bermimpi dan kejarlah mimpi itu agar menjadi kenyataan.
- Tidak perlu kita  membandingkan hidup kita dengan orang lain karena  kita tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui.
- Tidak perlu berpikir negatif akan hal-hal yang berada di luar kendali kita, melainkan salurkan energi kita menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif
- Tidak perlu bekerja terlalu keras, tidak perlu melewati batasan  kemampuan kita
- Tidak perlu memaksa diri kita untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.
- Tidak perlu membuang -buang waktu kita yang berharga untuk gosip dan sia-sia
- Penting kita bermimpi  saat kita bangun (bukan saat tertidur)
- Tidak perlu kita Iri hati atas kebahagiaan orang lain, ini akan  membuang-buang waktu, kita sudah memiliki jatah masing-masing dari Tuhan  kita
- Tidak perlu kita larut di kehidupan masa lalu. Tidak perlu mengungkit kesalahan pasangan Kita di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Kita saat ini
- Perlu kita sadar  bahwa hidup terlalu singkat untuk membenci siapa pun itu. Tidak perlu mudah  membenci
- Kita perlu berdamai dengan masa lalu kita,  agar hal tersebut tidak mengganggu masa kini
- Kita harus sadar bahwa tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita kecuali kita sendiriÂ
- Kita perlu menyadari bahwa hidup adalah sekolah, dan kita berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Kita dapat bertahan seumur hidup
- Kita perlu tetap  tersenyum dan tertawa, hidup adalah sendau gurau
- Kita perlu sadar bahwa kita  tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat.  Kita perlu belajar menerima kekalahan
- Kita perlu peduli dengan  lingkungan  atau kanan kiri  kita
- Kita perlu mempererat hubungan  dengan anggota  keluarga kita
- Kita perlu punya jiwa memberi, berikan sesuatu yang terbaik kepada orang lain
- Kita perlu memiliki jiwa pengampun atau pemaaf. Maafkan  setiap orang untuk segala hal
- Kita perlu meluangkan waktu  dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun
- Kita perlu mencoba untuk  menghibur dan membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari
- Tidak perlu menuntut orang lain, tuntutlah diri kita  dan pikirkan tentang  kita
- Kita perlu sadar bahwa pekerjaan  kita tidak akan menjaga kita di saat kita sakit, tetapi yang menjaga kita adalah  keluarga dan teman kita. Tetaplah berhubungan baik dengan mereka
Semoga nasihat di atas bisa dijadikan refleksi untuk diri kita , supaya kita bisa menjalani hidup kita dengan bahagia dan penuh barakah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H