Mohon tunggu...
sukatni spd
sukatni spd Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Lahir tahun 1968 di Wonogiri. Anak ke-5 dari 6 bersaudara. Lulus SD tahun 1981, SMP tahun 1984, SPG tahun 1987, D 3 Bahasa Inggris 1990, S 1 tahin 2000. Pernah honorer di SMP 2 Mei Jdan SMP 234 Jakarta. Tahun 1994-1998 mengajar di SD BOPKRI Ponjong, 1998-2016 di SDN Genjahan 1 Ponjong, dan 2016 hingga bionarasi ini dibuat sebagai kepala sekolah di SDN Karangasem, Pojong, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Diinjak

13 November 2024   08:52 Diperbarui: 13 November 2024   09:47 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pegawai negeri memiliki tanah hasil uang pinjaman di sebuah bank, itu hal yang lumrah. Pasalnya lazimnya, seorang abdi negara harus menyisihkan sebagian kecil gajinya untuk keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan keinginan untuk mempunyai tanah dan bangunan untuk berlindung merupakan suatu hal yang harus terpenuhi. 

Maka, satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan adalah tembak duluan di muka dengan cara kredit. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi pegawai yang sudah mendapat tanah warisan dari orang tuanya. Jikalau tetap pinjam bank bisa jadi untuk membuat bangunan di atas tanah warisannya.

Begitupun yang kualami, meminjam uang di bank dengan agunan SK PNS. Namun, meskipun pinjam tetapi tetap harus memperhitungkan sisa gaji yang digunakan untuk belanja hidup sehari-hari. 

Menurut rumus yang pernah kudapat dari atasan, minimal 30 % gaji harus disisakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika tanpa menggunakan rumus, alias hantam kromo bisa jadi terlilit pinjam rentenir. Maka 70 % gaji bisa saya anggarkan untuk angsuran kredit bank.

Selama pinjaman belum lunas, saya tinggal di rumah kontrakan dengan dinding bambu alias gedhek. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bila seorang guru harus mampu belajar hidup sederhana. Karena saat kejadian berlangsung belum mencuat istilah sertifikasi pendidik. Beda dengan zaman sekarang, guru bisa menikmati hasil gajinya untuk beribadah ke tanah suci dan hidup mapan. Malah bisa membeli kebutuhan alat transportasi yang semula dianggap sebagai barang mewah.

Tiga tahun berlalu, lunaslah sudah saya pinjam uang bank dengan cara kredit. Namun, ada keinginan memiliki bangunan di atas tanah yang lunas terbeli. Caranya bagaimana? Yap, betul saya pinjam lagi uang di bank dengan alasan untuk membuat pondasi. 

Dan, selama kredit belum lunas, saya masih tetap hidup prihatin tinggal di sebuah kontrakan. Kontrakan berdinding bambu, banyak celah-celah kecil yang bisa digunakan untuk mengintip. Cukup simpel cara mengatasi celah sempit, yakni ditutup dengan koran-koran bekas yang ditempel dengan menyelipkan lidi pada lobang-lobang kecil di antara siratan dinding bambunya.

Lunas pula kredit bank untuk membuat pondasi. Lagi-lagi mengajukan kredit pinjam bank untuk membuat bangunan di atas pondasi yang sudah saya biarkan 3 tahun berdiri. Pinjam 80 juta menurut prediksiku sudah bisa kami gunakan untuk sekedar berteduh dulu. 

Nyatanya memang benar, karena kayu jati tanpa potong ukuran 8 meter sebanyak 16 buah memerlukan dana yang tidak sedikit. Maka, rumah dengan batako yang masih meringis kami gunakan untuk berteduh. Tentu saja kamar-kamar yang belum rapi menunggu dana pinjaman datang lagi.

Kamar mandi 3 buah dalam rencana belum dipakai. Karena dana baru cukup untuk membuat sebuah. Maka, difungsikan untuk menyimpan sisa genting rumah. Hal ini ternyata memicu makhluk astral mendahului menempati area. 

Anehnya, tatkala genting dikeluarkan dari kamar mandi ini, pemasangan pralon dan kran air hingga menyediakan ember sebagai bak mandi, membuat penunggu baru enyah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun