Mohon tunggu...
sukatni spd
sukatni spd Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Lahir tahun 1968 di Wonogiri. Anak ke-5 dari 6 bersaudara. Lulus SD tahun 1981, SMP tahun 1984, SPG tahun 1987, D 3 Bahasa Inggris 1990, S 1 tahin 2000. Pernah honorer di SMP 2 Mei Jdan SMP 234 Jakarta. Tahun 1994-1998 mengajar di SD BOPKRI Ponjong, 1998-2016 di SDN Genjahan 1 Ponjong, dan 2016 hingga bionarasi ini dibuat sebagai kepala sekolah di SDN Karangasem, Pojong, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Ibumu

23 Oktober 2024   11:36 Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:40 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maafkan Ibumu

Oleh: Katny Soeroto

  •           Bu Andini sudah mengetahui bahwa suaminya terlibat kasus cinta segitiga. Betapa tidak, suaminya Pak Antonius Widiatmoko sudah menanam saham pada ovum seorang wanita yang notabene bukan istrinya. Padahal Julia, gadis yang digauli hingga tumbuh janin dalam rahimnya adalah anak dari komandan Pak Anton. Bu Andini bingung, sangat sulit menerima kenyataan yang sempat mengiris ulu hatinya. Jika lapor atasan, suaminya pasti dipecat dengan tidak hormat. Tentu saja pemecatan dengan tidak hormat tanpa gaji pensiun yang bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari istri dan ketiga anaknya. Namun, apabila tidak lapor Bu Andini takut jika dicerai. Bu Andini yakin, Pak Anton akan menikahi Julia. Karena mau tidak mau janin dalam perut Julia makin lama akan membesar.
  •           Seperti makan buah simalakama, batin Bu Andini. Batin inilah yang mendorong Bu Andini menyuruh anak bungsunya yang masih berumur 2 tahun untuk bermain ke rumah tetangga bersama kakaknya. Secara kebetulan anak bungsunya mengiyakan perintah ibunya. Bermain petak umpet bersama kakaknya dan tetangga ternyata mengakibatkan dia kehausan. Dan Aiko anak bungsu ini minta minum pada kakaknya. Nagata kakak Aiko mengambilkan minum pulang ke rumahnya. Tetapi, Nagata bingung karena semua pintu tertutup. Kebetulan ada lobang kecil pada pintu dapur yang bisa digunakan untuk mengintip kegiatan di ruang dapur. Betapa terkejut saat melihat lewat lobang pintu, ibunya tergantung di bawah loteng. Maka, Nagata berteriak minta tolong pada teman-teman sepermainannya.
  •          Teman-teman sepermainannya datang bersama orang-orang yang mendengar permintaan tolongnya. Orang-orang yang datang sepakat untuk mendobrak pintu ruang dapur. Astaga, tetangga yang datang melongo. Karena Bu Andini gantung diri. Lidahnya sudah terjulur, kotoran sudah keluar dari tubuhnya. Badannya masih hangat. Tetapi sudah tidak bernyawa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun