Mohon tunggu...
Sukasmo Kasmo
Sukasmo Kasmo Mohon Tunggu... Administrasi - Sekedar berbagi serta belajar bersama

Seorang anak desa yang terdampar di pesisir utara , adoh ratu cedak banyu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rebo Wekasan

2 Januari 2014   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir pada bulan Shafar. Dalam kitab “Kanzun Najah” karangan Syekh Abdul Hamid dari Kudus yang pernah mengajar di Makkatul Mukaramah. Dalam kitab tersebut diterangkan bahwa telah berkata sebagian ulama ‘arifin dari ahli mukasyafah (sebutan ulama sufi tingkat tinggi), bahwa setiap hari Rabu di akhir bulan Shafar diturunkan ke bumi sebanyak 320.000 macam malapetaka dan bencana. Bagi orang yang melaksanakan shalat Rebo Wekasan atau shalat tolak bala pada hari tersebut sebanyak 4 raka’at satu kali salam atau 2 kali salam dan pada setiap raka’at setelah membaca surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Falaq 2 kali dan surat an-Nas 1 kali. Setelah selesai shalat dilanjutkan membaca surah yasin 1x dan membaca do’a tolak bala. Ataupun mengadakan istighotsah dan shalawatan bersama-sama di Masjid, Musholla dan Majlis lain, maka orang tersebut akan terbebas dari semua malapetaka dan bencana yang sangat dahsyat tersebut. Keterangan-keterangan tersebut memang tidak ada dalam Qur’an dan Hadits, namun hanya bersumber pada pendapat ahli mukasyafah (ulama sufi). Maka dari itu, muncullah dua pendapat tentang Rebo Wekasan, sebagian ulama mengatakan amalan Rebo Wekasan tidak dianjurkan dengan alasan tidak ada Hadits yang menerangkannya. Sebagian lagi ada yang membolehkan melakukan shalat Rebo Wekasan, membaca yasin, shalawat dan amalan lain, dengan dalih melakukan amalan tersebut termasuk melakukan keutamaan amal (Fadhailul ‘amal). Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya: ’’Kaum ‘Ad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang” (QS. al-Qamar :18-20). Imam al-Bagawi dalam kitab tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian itu (fi yawmi nahsin mustammir)  tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rebo Wekasan. Hematnya, penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu terakhir bulan Shafar dan tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan (bencana) yang terus menerus. Al-Imam Abdul Hamid Quds (Mufti dan Imam Masjidil Haram), dalam kitab Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar menyatakan, “Banyak Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar, yang dikenal dengan Rabu Wekasan. Oleh sebab itu, hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat sunnah 4 rakaat, di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salam membaca do’a Rebo Wekasan, maka Allah dengan Kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun”. Ada juga riwayat yang ditulis dalam salah satu kitab Tasawuf, disitu dijelaskan “ Suatu hari Rasulullah saw. dan para sahabatnya sedang mengadakan syukuran makan bersama. Menyelinaplah salah seorang munafik perempuan di dapur tempat syukuran itu dilaksanakan dengan pura-pura membantu para istri-istri sahabat yang sedang memasak makanan. Padahal ia berniat buruk untuk meracuni makanan yang akan dihidangkan kepada Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Setelah ia berhasil menaruh racun di dalam makanan tersebut, ia langsung pergi. Saat malaikat Jibril as. memberitahu Rasulullah saw. tentang racun tersebut dan Rasulullah saw. belum sempat memberitahu kepada para sahabatnya, keluarlah makanan yang akan dihidangkan itu di hadapan Rasulullah dan para sahabatnya. Salah satu sahabat ada yang sudah sangat lapar sehingga langsung menyantap makanan yang sudah diracun itu sebelum Rasulullah memberitahukannya. Ina lillahi wa Inna ilaihi Raji’un, akhirnya sahabat Rasulullah itu menghembuskan nafas terakhir setelah memakan makanan yang telah diracun oleh salah seorang perempuan munafik”. Dan hari kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Shafar atau orang Islam Jawa biasa menyebutnya Rebo Wekasan atau Pungkasan. Dari keterangan dan peristiwa itulah, beberapa ulama Ahlussunnah wal Jama’ah menganjurkan kepada umat Islam untuk melakukan amalan-amalan yang positif yang bernilai ibadah di hari Rabu terakhir bulan Shafar, seperti shalat sunnah, yasinan, baca al-Qur’an, shalawatan dan lain sebagainya. Hal ini sebagai ikhtiar manusia agar terhindar dari berbagai macam bencana yang menimpa dirinya sendiri, keluarga, saudara maupun bangsanya. Tidaklah salah kalau seorang hamba memohon kepada Rabb-nya agar terhindar dari berbagai macam bala dan bencana terutama di hari Rabu terakhir bulan Shafar atau lebih dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan/Pungkasan. Dan hari Rabu terakhir bulan Shafar pada tahun ini bertepatan dengan Tahun Baru Masehi, yang mungkin sebagian rakyat Indonesia merayakannya dengan hal-hal yang negatif. Ini akan menjadi sebuah hal yang bisa dikatakan dilematis dan kontradiktif. Kalau kita mengamini pendapat ulama yang tersebut diatas (Syaikh Imam Abdul Hamid), maka sebaiknya kita dan bangsa ini bisa merenung dan instropeksi diri dengan memperbanyak dzikir, baca Qur’an dan shalawat di hari Rabu terakhir bulan Shafar ini. Agar kita dan bangsa ini terhindar dari berbagai macam bencana terutama bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain. Wallahu A’lamu bi Muradih “ Hiasilah Rabu Wekasan dan Tahun Baru Masehi Ini Dengan Amalan Yang Bernilai Ibadah, Agar Kita Dan Bangsa Ini Terhindar Dari Berbagai Macam Bencana “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun