Mohon tunggu...
Sutan Sukarnotomo
Sutan Sukarnotomo Mohon Tunggu... lainnya -

Anggota DPR RI Komisi VII (Energi Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi & Lingkungan Hidup)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop Isu Presiden Minta Naik Gaji, Stop Membodohi Rakyat

27 Januari 2011   05:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokratisasi dan HAM merupakan 2 hal yang saling bersinergi satu sama lain. Di dalam masyarakat atau negara yang penegakan HAMnya baik, secara tidak langsung kehidupan Demokratisasi didalam negara tersebut akan baik. begitu juga sebaliknya jika Demokratisasi dalam sebuah negara dapat berjalan dengan baik, maka tidak akan ada atau kecil kemungkinan terjadinya kejahatan HAM di negara tersebut.

Jika dilihat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia saat ini, pemerintahan SBY yang telah memasuki periode ke 2 telah mengantarkan kehidupan berdemokrasi yang sangat baik. Pemerintah  SBY yang merupakan pemerintahan yang dihasilkan dari sebuah pemilihan langsung yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pemimpin nomor satu ini, telah memberikan ruang yang luas bagi kehidupan berdemokrasi yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berjalannya waktu.

tetapi jika dilihat dan dicermati lebih dalam, kehidupan berdemokrasi Indonesia saat ini, sudah berada pada titik nadir yang sangat mengkhawatirkan. kebebasan menyatakan pendapat, dan pembentukan opini seperti berada pada kondisi yang kebablasan, sehingga kadang terlihat tidak santun dan tidak pada tempatnya.

kondisi ini tidak terlepas dari peran media yang ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga masuk kedalam seluruh penjuru kehidupan. media yang dengan kapitalisasi yang sangat besar, yang dibiayai dengan iklan yang menimbulkan biaya sosial bagi pemirsa, tentu saja memiliki tanggung jawab sosial untuk menyampaikan informasi dan mengangkat isu-isu yang menyangkut kehidupan masyarakat luas yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Nampak sekali saat ini media sudah lepas kontrol,  dan masuk kedalam “political zone” yang terkait dengan kepemilikan media tersebut. perhatikan saja beberapa stasiun televisi yang dimiliki para politisi, isu-isu yang diangkat cenderung lebih ditujukan sebagai media untuk mengkampanyekan diri, atau sarana untuk membunuh karakter lawan politik.

beberapa hari ini, media menyoroti tetang motivasi yang diberikan oleh SBY didalam Rapat didepan jajaran TNI Polri tentang fakta bahwa dalam tujuh tahun SBY tidak mendapatkan kenaikan Gaji, Secara garis besar  presiden SBY menyatakan kurang lebih seperti ini “, Gaji saya sudah tujuh tahun tidak dinaikkan. Memang Betul. Itu saya terima.Karena memang sudah saya niati…..dsb”. tetapi kemudian informasi  yang dalam konstek memberi motivasi kepada para jajaran TNI Polri ini di sebut sebagai keluhan. Dan lebih parahnya lagi, dengan dipimpin oleh informasi dari media yang salah kaprah ini, para ahli di negeri ini turut serta terperangkap untuk ikut ikut mengomentari bahwa presiden SBY sedang berkeluh kesah tentang gaji. tidak hanya sampai disitu, pada siaran televisi TV One pagi ini ( 25 Januari 2011), pembawa acara Apa Kabar Pagi mewawancarai sekelompok mahasiswa yang telah melakukan gerakan mengumpulkan koin yang akan di berikan kepada Presiden SBY.

ternyata Demokratisasi yang kebablasan telah menyebabkan kita berpikiran negatif, berpikiran sempit.  Anak-anak muda terseret didalam kepentingan politisi yang memiliki media, terperangkat dalam pikiran yang tidak sehat yang tidak bermanfaat dan tidak berguna bagi kehidupan berbangsa.

SBY memberi motivasi, disebut berkeluh kesah. Masalah ini menjadi sebuah gelombang isu yang tidak bermanfaat. tidak ada gunanya bagi kehidupan bermasyarakat dan hanya dimanfaatkan oleh sekelompok politisi yang pikirannya hanya bertumpu pada keinginan untuk berkuasa, nafsu untuk meraih kemenangan dimata publik.

Sebagai Manusia tentu saja setiap pemimpin memiliki kekurangan, setiap usaha yang dilakukan dengan maksimalpun selalu ada ketidak maksimalan yang akan terjadi. justru dalam kondisi ini sangat diperlukan sebuah kritik yang  bertujuan untuk memperbaiki kekurangan tersebut, sebuah kritik yang kontruktif yang akan menunjang tercapainya suatu kondisi yang lebih baik.  SBY sudah terlihat sangat terbuka dengan kritik, dan selalu menanggapi seluruh kritik dengan kerja untuk memperbaiki kinerja. justru dengan kritik tersebut SBY selalu menjadi seorang pemimpin yang lebih baik lagi. tetapi kalau kritik yang tidak pada tempatnya, salah kaprah dan salah cara tentu tidak akan bermanfaat sama sekali.

Persoalannya adalah, media yang telah dimanfaatkan oleh kekuatan politik tertentu ini, nampaknya telah menyebabkan masyarakat tidak berpikir secara wajar, meletakan masalah sesuai dengan kewajaran yang ada.

Silahkan saja mengkritisi, tetapi kritiklah dalam bentuk kritik membangun, kritiklah hal-hal yang bermanfaat dan tentu saja sesuai dengan fakta dan didukung oleh data-data akurat. jangan jerumuskan masyarakat kedalam isu-isu yang tidak penting, dan tidak diperlukan bagi kemajuan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun