Walaupun telah dipersiapkan dalam sebuah skenario besar ( Grand Design ), ternyata sinetron kejar tayang tersebut gagal total. Sebetulnya skenario ini telah lama disiapkan beberapa hari saja setelah kasus Gayus terbuka dan ditangkapnya Andi Kosasih beserta Saudaranya, karena menurut Gayus keduanya menjadi perantara dia dalam menangani pajak 3 ( tiga ) Perusahaan Bakrie Group. maka tak lama setelah itu mulailah manuver – manuver yang dilakukan oleh orang – orang Aburizal Bakrie yang notabene elite Partai Golkar dengan berbagai cara, termasuk usaha – usaha memojokan Pemerintah dengan memfitnah serta menggunakan segala cara, dengan sasaran utamanya untuk menuntut pembubaran Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Tuntutan ini diajukan oleh kelompok tertentu karena dikhawatirkan bila dibiarkan maka borok ketiga Perusahaan tersebut akan terbongkar dan tentu berdampak pada rencana besar Golkar ke depannya yang menggadang – gadang Ical sebagai Capres 2014. Jadi jauh sebelum Gayus menjalankan perintah untuk membuat testimoni yang mengejutkan sebagian besar Rakyat Indonesia dengan memfitnah Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.
Setelah orang – orang Golkar bermanuver lebih kurang 3 – 4 bulan, kemudian muncul pernyataan dari pengacara Gayus dengan melempar tuduhan kepada Denny Indrayana, Bahwa Anggota SatGas Pemberantasan Mafia Hukum ini telah mengganggu istri Gayus Milana Anggraini. Dalam Manuver tersebut juga diangkat sebuah isu yang mengatakan bahwa Denny mengancam Gayus supaya Kooperatif agar dapat keringanan. Selain itu juga dikatakan bahwa kedatangan Denny ke Singapura tidak diketahui oleh Polisi. Padahal dalam rombongan yang berangkat ke Singapura, ada Komjen Ito Sumardi Kabareskrim bersama Denny dan OTA. Dalam Argumen yang disampaikan tersebut juga dikatakan bahwa Penegak Hukum tidak boleh berhubungan dengan Tersangka. Sejatinya Satgas Pemberantasan Mafia Hukum bukanlah Penegak Hukum, melainkan hanya sebagai Pembantu Presiden yang bersifat temporer dengan bermodalkan Kepres saja. Mengancam yang dimaksud Pengacaranya sebenarnya dalam rangka membujuk agar Gayus mau pulang ke Indonesia, tapi di plintir dengan mengatakan mengancam, yang lebih menggelikan ketika Hotma Sitompul dan Bamsat bertanya kepada pemirsa dan audien di TV One percaya siapa Gayus atau Denny, masa Denny dipercaya. Kalau Rakyat ditanya ya jawabnya percaya Denny dong, Kredibilitasnya jelas, Intelektual, Akademisi, belum pernah tersangkut perkara, tapi Gayus Penjahat, Maling besar uang rakyat, siapa yang mau percaya kecuali hanya orang – orang dongok yang telah tertutup nuraninya.
Dalam Islam kita mengenal hadist – hadist nabi yang diriwayatkan oleh orang – orang yang bisa dipercaya dan kredibilitasnya teruji, makanya seperti Bukhori / Muslim dan Tarmidzi, itu juga dikenal sebagai Prawi hadist yang shahih. Kalau Prawinya Pemabok, Tukang judi atau maling, tentu saja Hadist tersebut tidak akan dipercaya. Gayus mengatakan yang menyiapkan Paspornya John Jerome orang Amerika Anggota CIA dan itupun sudah dibantah oleh Duta Besar Amerika di Indonesia.
Dalam Pernyataan – pernyataan yang disampaikan oleh Denny, terungkap bahwa komunikasi yang dilakukan dengan Gayus ada transkripnya, yang dapat dijadi alat bukti. Sebaliknya, hal-hal yang disampaikan oleh Gayus tidaklah berdasarkan pada sebuah fakta yang dapat dibuktikan kebenaran, yang dilakukan Gayus hanya sikap untuk mencari popularitas dan “rame – rame” bicara di media untuk membentuk opini masyarakat. Tapi rakyat tidak bodoh, sudah dapat membedakan mana emas dan mana loyang. Ada Isu lain yang diangkat dengan mengatakan bahwa Ka Lapas Brimob diperintah oleh Kapolri dan Kapolri diperintah oleh orang yang paling berkuasa di Indonesia untuk melepas Gayus, jalan – jalan ke Bali serta tamasya ke Luar Negeri. Hal ini tentu saja merupakan sesuatu yang mengada-ada, Orang tidak sekolah saja tau untuk apa orang Nomor Satu di Indonesia itu menyuruh Gayus jalan – jalan, apa kepentingannya dan keuntungan yang akan diperoleh. Jika dibandingkan antara kekuasaan pangkat dengan Uang, dapat dilihat dalam banyak kesempatan bahwa uang lebih berkuasa dan lebih kuat. Jadi mungkin kekuatan besar yang dimaksud Bamsat itu bisa saja orang yang paling kaya di Indonesia karena memang punya Kepentingan kalau – kalau kasusnya terbongkar.
jadi Golkar jangan mengalihkan masalah kepada hal – hal lain seperti Pembentukan Pansus yang ditujukan untuk memindahkan penyakit kepada pejabat – pejabat di Ditjen Pajak. Ingatlah fakta yang ada saat ini, bahwa dengan uang segalanya bisa dibeli apalagi kalau berangkatnya dari sakit hati, dan syahwat ditambah materi, bagi orang – orang yang tidak berprinsip rencana bisa lancar maka jadilah tuduhan macam – macam kebohongan publik dan lain – lain.
Pertanyaannya adalah kenapa gayus ujug – ujug mengatakan saya tidak dibeking oleh Aburizal Bakrie, padahal banyak nama – nama lain seperti Arifin Panigoro, Sandiaga Uno, atau Erwin Suryadjaja atau yang lainnya, kenapa nama – nama itu tidak terlintas dibenak Gayus karena memang tidak pernah berhubungan.
Kesimpulan :
Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Siapa yang harus dipercaya Denny atau Gayus, jawabannya Denny
- Kenapa Golkar berusaha keras menuntut pembubaran Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, jawabannya adalah dengan pertanyaan lagi, siapa yang takut sama Polisi ? Jawabannya PENJAHAT, jadi siapa yang tidak mau ada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum karena ingin membongkar dan mengahalangi kejahatan mafianya ? ya jawabannya MAFIA itu sendiri.
- Kenapa nama Aburizal bakrie harus dibersihkan oleh Gayus dalam testimoninya ? jawabannya sesuatu yang bersih tidak perlu dicuci. apa Gayus menganggap ada yang kotor sehingga harus dibersihkan ? silahkan masyarakat jawab sendiri
- Bamsat saya anggap orang yang paling lucu di dunia ( khususnya Indonesia ) bahkan lebih lucu dari Mr. Bean kenapa ? bahwa dia seorang Wakil Ketua KADIN Indonesia sebuah organisasi pengusaha yang paling bergengsi di Indonesia, tapi demi membela bos besarnya telah berani mengorbankan seluruh Anggota Kadin Indonesia dengan menyatakan bahwa para pengusaha BODOH dan GOBLOK karena bisa dibodoh – bodohi oleh Petugas Pajak dengan mencontohkan umpamanya pajak seorang pengusaha Rp. 1 Milliar tapi dinaikan jadi Rp.5 Milliar kan pengusaha keberatan terjadi tawar menawar akhirnya terjadi kesepakatan pengusaha cukup bayar Rp.1 Miliar saja tapi si Oknum Petugas Pajak minta imbalan karena sudah membantu, Bamsat bilang kan pengusahanya tidak ngerti pajaknya segitu tinggi, jadi Bamsat ini ingin memindahkan persoalan kepada petugas pajak, mana mungkin pengusaha tidak bisa menghitung pajaknya, mereka kan punya tenaga – tenaga ahli yang profesional apalagi perusahaan sekelas Bakrie Group.
Filosofi Sunatullah :
• Santri tentu membela kiainya, wajar.
• Anak buah membela bosnya, wajar.
• Mafia membela Don Vito nya, wajar.
Yang tidak wajar kenapa Gayus membela Abu Rizal Bakrie ??? Silahkan Bung Bamsat jawab sendiri dan tolong jelaskan ke kami masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H