Di tengah kehidupan masyarakat yang serba modern seperti sekarang ini, selain perhatian, didikan orang tua dan masyarakat,  anak-anak Indonesia, baik yang masih berada di bangku sekolah maupun yang sudah mahasiswa atau yang sudah mulai mencari pekerjaan, memerlukan contoh atau sosok yang bisa dijadikan inspirasi agar mereka  tidak terombang-ambing hingga terjerumus pada pergaulan bebas, bahkan sampai pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba).
Sosok atau figur  yang pantas dijadikan inspirasi bagi mereka ialah sosok anak muda yang berkarakter, punya integritas, dan sosok pemuda yang tetap menjunjung norma-norma agama yang dianutnya.
Saat ini, figur Ketua INASGOC ( Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee) Erick Thohir, sepertinya tidak berlebihan jika dianggap layak jadi rujukan anak muda atau generasi milenial di Tanah Air. Aroma harum kesuksesannya dalam penyelenggaraan pesta olahraga  terbesar di Asia, Asian  Games 2018 ini jadi momen yang tak bisa dilupakan.
Dialah Erick Thohir, orang Indonesia pertama yang berhasil memiliki salah satu klub tenar di jagat sepakbola. Tak  tanggung-tanggung, dia berani menggelontorkan dana sebesar 350 juta Euro (sekitar Rp5,3 triliun). Inilah yang membuat pengusaha kelahiran 30 Mei 1970 ini  menjadi pemilik 70% saham Inter Milan.
Erick Thohir adalah anak bungsu dari Mochamad Thohir (Teddy Thohir). Erick punya dua kakak, yakni Hireka Vitaya dan Garibaldi Thohir. Garibaldi (Boy) Thohir, termasuk sebagai salah satu  orang terkaya di Indonesia.
Erick tentu saja lebih dikenal publik dibandingkan nama ayah dan dua kakaknya, karena ia terjun di bidang bisnis yang menjadi pusat perhatian media, baik sebagai pemilik beberapa klub olahraga maupun bidang bisnis media yang digelutinya.
Meskipun terbilang sukses, Erick tetap memegang norma-norma yang diajarkan kedua orangtuanya. Sebelum berbisnis, dia bukanlah sosok anak muda yang biasa memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk berpoya-poya. Bahkan, orang tuanya  menghendaki Erick membangun bisnisnya sendiri, dan tidak bergantung pada bisnis orangtuanya.
Berpegang pada Nilai-Nilai Islam
Ada pesan almarhum ayahnya yang selalu diingatnya, yaitu untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Dalam berbisnis pun, ayahnya selalu mengingatkan, berbisnislah dengan cara yang halal dan jujur. Selalu bersikap rendah hati, tidak sombong, dan juga menjauhkan diri dari sikap iri dan dengki.
"Jangan lupakan Tuhan. Sesibuk apapun, mintalah pada-Nya. Allah mengingatkan kita, silahkan bekerja, tapi jangan lupa bersyukur dan berdoa kepada Allah. Jadi, silahkan bekerja, tapi jangan lupa berdoa," pesan Teddy Thohir pada anak-anaknya.