Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... desain grafis, blogger, -

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kompas Gramedia. Maskarja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

#2019GantiPresiden, Soal Pengganti, Kemampuan dan Integritas Bukan yang Utama

5 September 2018   01:26 Diperbarui: 5 September 2018   02:00 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deklarasi #2019GantiPresiden/CNNIndonesia.com

Gerakan #2019GantiPresiden, awalnya memang diinisiasi oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Gerakan ini sengaja dijadikan sebagai gerakan di luar partai. Tujuannya agar bisa merangkul semua lapisan masyarakat yang ada di luar partai politik. Menggalang dan mengumpulkan masyarakat yang tidak menghendaki lagi terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden

Karena diorientasikan sebagai gerakan di luar partai, #2019GantiPresiden banyak memunculkan figur-figur yang sudah dikenal publik, seperti  Neno Warisman, Ratna Sarumpaet, atau Ahmad Dhani, yang semuanya adalah orang-orang yang selama ini "membenci"Jokowi. Inilah salah satu upaya agar gerakan ini seakan-akan murni datang dari masyarakat yang terpinggirkan, sehingga kehadiranya begitu masif.

KepriNews.id
KepriNews.id
Alasan lainnya, partai-partai pendukung Prabowo Subianto, seperti Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat, tidak menjadikan Gerakan #2019GantiPresiden sebagai bagian dari kampanye yang diatur di dalam struktur partai, karena partai-partai tersebut tidak memiliki kader yang cukup bisa diandalkan untuk menyaingi Presiden Inkumben Jokowi. Meskipun begitu, masifnya gerakan ini, tentu saja ada campur tangan mesin partai oposisi di dalamnya.

Misi dari #2019GantiPresiden adalah mengalahkan Jokowi. Mereka tidak lagi peduli siapa yang menjadi lawan tanding Jokowi. Dengan kata lain, karena pasangan capres dan cawapres yang mengikuti kontestasi Pilpres 2019 hanya ada dua pasang, maka pasangan Prabowo-Sandiaga yang paling diuntungkan dari  gerakan ini.

Masyarakat pun tak sedikit yang menolak gerakan #2019GantiPresiden. Buktinya, di beberapa tempat, ada upaya penolakan kedatangan Neno Warisman atau yang lainnya. Artinya, selain ada pihak yang menolak Jokowi kembali menjadi Presiden, ada juga kelompok lain yang tetap menginginkan Jokowi terpilih kembali.

#2019GantiPresiden Lebih Halus dari Tabloid "Obor Rakyat"

Tabloid Obor Rakyat Fitnah Jokowi/Kompas.com
Tabloid Obor Rakyat Fitnah Jokowi/Kompas.com
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan yang tidak menghendaki terpilihnya kembali Jokowi sebagai Presiden di Pilpres 2019, maka gerakan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penerbitan Tabloid Obor Rakyat di Pilpres 2014 lalu.

Saat itu, Tabloid Obor Rakyat memang tidak diakui sama sekali sebagai bagian dari kampanye kubu Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung Prabowo-Hatta. Namun, isi dari Tabloid Obor Rakyat yang cenderung negatif bagi Jokowi, tentu saja kehadirannya ditujukan untuk menguntungkan posisi Prabowo-Hatta.

Jika dikaji lebih dalam, hadirnya gerakan #2019GantiPresiden memang tidak memberikan solusi konkret untuk memperbaiki kondisi bangsa ini.

Apa yang ada di dalam gerakan ini adalah semata-mata agar Jokowi tak lagi terpilih. Soal siapa yang akan menjadi Presidennya, kemampuan dan integritasnya bukan lagi jadi pertimbangan.

Begitulah  motif gerakan itu, Teman!

sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun