Dimasa 100 hari pemerintahan SBY yang kedua ini, SBY memarahi Dirut PLN. Alasannya listrik, bukan hanya di luar Jawa... di Pulau JAwa pun listrik ikut byarpet. Akibatnya, banyak industri yang "merugi" karena sebagian besar menggunakan listrik sebagai tenaganya. Juga tidak sedikit pemodal asing mengurungkan niatnya mendirikan pabrik di Indoensia.
Wajar bila SBY marah, karena listrik menjadi hal yang mutlak bila ingin meningkatkan kesejahteraan bangsa. Bayangkan bagaimana industri rumahan gak bangkrut kalau listriknya mati terus, padahal dia mungkin harus mengembalikan pinjaman dari bank.
Gimana ya, siapa pun yang memimpin PLN, pastinya gak akan sanggup menghindari listrik byarpet. mengapa? Sebab untuk menghasilkan tenaga listrik yang besar tentu harus dibangun sarana/tenaga pembangkit untuk mengahasilkan tenaga listrik, seperti PLTN, PLTA, atau Pusat Listrik Tenaga Nuklir sekalipun. Namun, bukankah untuk membangun itu adalah kebijakan dari Pemerintah Pusat, mulai dari presiden, Bank Indonesia, Menteri Keuangan, juga Menteri ESDM.
Nah, di masa SBY-JK,... denger2 katanya ada yang menghambat. Nah, ini harus dari SBY sendiri mau gak bikin PLTN atau PLTA agar pasokan listrik cukup...cukup untuk rakyat,..cukup untuk kesejahteraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H