Mohon tunggu...
Sukarja Sukarja
Sukarja Sukarja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengawali bekerja (sejak 1998an) sebagai desain grafis di beberapa tempat, seperti Tabloid Tokoh (Bali Post group), Polaneka (kini Pola Grade), Tabloid PCplus, Iklan ASM (Gramedia Majalah), dan sejak Maret 2013 menjadi Editor Online di TabloidRumah.com. Suka ngenet, bikin blog, juga website.www.syakirasyakir.com,www.maskarja.blogspot.com,www.alfalahku.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Listrik ByarPet,..Dirut PLN Dimarahi SBY

20 November 2009   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dimasa 100 hari pemerintahan SBY yang kedua ini, SBY memarahi Dirut PLN. Alasannya listrik, bukan hanya di luar Jawa... di Pulau JAwa pun listrik ikut byarpet. Akibatnya, banyak industri yang "merugi" karena sebagian besar menggunakan listrik sebagai tenaganya. Juga tidak sedikit pemodal asing mengurungkan niatnya mendirikan pabrik di Indoensia.

Wajar bila SBY marah, karena listrik menjadi hal yang mutlak bila ingin meningkatkan kesejahteraan bangsa. Bayangkan bagaimana industri rumahan gak bangkrut kalau listriknya mati terus, padahal dia mungkin harus mengembalikan pinjaman dari bank.

Gimana ya, siapa pun yang memimpin PLN, pastinya gak akan sanggup menghindari listrik byarpet. mengapa? Sebab untuk menghasilkan tenaga listrik yang besar tentu harus dibangun sarana/tenaga pembangkit untuk mengahasilkan tenaga listrik, seperti PLTN, PLTA, atau Pusat Listrik Tenaga Nuklir sekalipun. Namun, bukankah untuk membangun itu adalah kebijakan dari Pemerintah Pusat, mulai dari presiden, Bank Indonesia, Menteri Keuangan, juga Menteri ESDM.

Nah, di masa SBY-JK,... denger2 katanya ada yang menghambat. Nah, ini harus dari SBY sendiri mau gak bikin PLTN atau PLTA agar pasokan listrik cukup...cukup untuk rakyat,..cukup untuk kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun