Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kapan Timnas Garuda Menang Lagi?

17 Oktober 2012   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:45 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DI sepakbola, menang kalah itu biasa. Di lapangan hijau, tak ada tim yang tak terkalahkan. Brazil yang dipenuhi pemain bertalenta hebat juga pernah kalah. Spanyol, Juara Eropa dan Juara Dunia juga bukan tim yang tak terkalahkan. Barcelona, klub paling super sejagat dan dipenuhi pemain-pemain kelas satu juga bukan tak pernah kalah. Chelsea, juara liga Champions musim lalu juga sering kalah.

Di sepakbola, menang kalah itu biasa. Namun itu tak berlaku untuk Indonesia, khususnya selang setahun terakhir. Di Indonesia, kemenangan (atau kekalahan) tim Garuda akan disikapi dengan amat serius. Jika tim Garuda kalah, ada banyak warga Indonesia yang tak bisa tidur, dan langsung mengidap penyakit darah tinggi. Sebaliknya, ada juga warga Indonesia yang justru bersuka ria jika tim Garuda keok. Ini fenomena yang mungkin pertama kali terjadi dalam sejarah sepakbola Indonesia (bahkan mungkin dunia). Yakni ada sebagian warga yang justru berharap (bahkan mungkin sambil berdoa) semoga timnasnya kalah.

Di Indonesia, kemenangan atau kekalahan tim Garuda akan dipandang sebagai kekalahan (atau kemenangan) pihak yang bersengketa, yakni PSSI, PSSI versi Ancol (KPSI), dan pendukungnya. Kemenangan Indonesia akan dianggap sebagai bukti kehebatan Djohar Arifin dalam memandu perahu bermasalah yang bernama PSSI. Jika timnas Garauda keok, itu dianggap sebagai bukti sahih bahwa 'pakde Djohar' tidak becus dan tidak pantas memimpin PSSI.

Kemenangan dan atau kekalahan tim Garuda mulai menjadi isu sensitif menjelang pertandingan Indonesia melawan Bahrain, 29 Februari tahun ini. Saat itu, PSSI dan tim Garuda tampil dengan penuh percaya diri, dengan mengusung pemain IPL. Pemain ISL tidak dipanggil karena menurut pernyataan PSSI, dilarang FIFA.

Hasilnya kita semua tahu. Indonesia bukan hanya dikalahkan namun dipermalukan dengan amat sangat.

Hasil melawan Bahrain membuka mata semua orang bahwa pemain yang berasal dari IPL belum mampu menanggung beban berat sebagai anggota tim nasional. Bahwa pemain ISL, masih diperlukan.

Itu yang menyebabkan PSSI lalu memanggil pemain ISL, yang dulu sempat dianggap pemain ilegal, untuk memperkuat timnas, sekalipun hasil Kongress PSSI di Palangkaraya menegaskan bahwa semua klub ISL di-suspend. Beberapa pemain ISL sempat ikut. Namun belakangan, tak ada lagi pemain ISL yang bergabung dengan timnas Garuda. Klub ISL melarang, dengan berbagai alasan.

Kapan menang lagi?

Hasil imbang melawan Vietnam kemarin memaksa  pendukung timnas harus menunggu sedikit lebih lama untuk kembali merasakan kemenangan tim Garuda di pentas resmi. Menurut situs FIFA, timnas Indonesia sempat puasa panjang dalam upaya meraih kemenangan. Setelah menang melawan Palestina pada  tahun 2011, tepatnya 22 Agustus, Indonesia akhirnya bisa menang melawan Brunei Darusallam pada 29 September 2012. Awalnya pertandingan melawan Brunei tidak diakui, namun belakangan FIFA mengakui pertandingan itu. Kemenangan melawan Brunei merupakan yang pertama selang setahun terakhir

Karena jarang menang, ranking Indonesia kini merosot ke peringkat 170 dunia. Untuk level Asia, Indonesia berada pada peringkat 33 dari 46 anggota. Indonesia kini berada di bawah Afghanistan, Nepal, Singapore, Malaysia, Maldives, Hong Kong, Yemen, Syria dan Palestine. Bayangkan, beberapa negara yang secara politik tidak stabil karena konflik seperti Afganistan, Syria atau Palestina ternyata ranking mereka masih lebih bagus dari Indonesia!!!

Tentu saja, peringkat atau ranking FIFA itu gak penting-penting amat, Walau juga bukan  berarti lalu disepelekan. Rangking FIFA merupakan cerminan dari prestasi dan posisi sebuah negara. Apalagi yang merilis adalah federasi tertinggi sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun