Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buktikan Kalau Wikileaks Ngaco!!!

13 Maret 2011   09:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1300007970563798270

PRESIDEN Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bak kebakaran jenggot. Pemberitaan koran berpengaruh Australia The Age seputar penyalahgunaan kekuasaan yang disinyalir dilakukannya semasa memerintah, membuat SBY terpaksa mengelus dada. Pemberitaan The Age berdasarkan bocoran kawat Dubes Amerika di Indonesia yang dikirimkan ke Amerika Serikat (dan kemudian entah bagaimana bocor ke Wikileaks) memang sungguh mencengangkan. Media massa nasional pun ramai memberitakan bantahan pihak istana. Antara lain menyebut kalau pemberitaan The Age itu gosip murahan. Namun menurut hemat saya, membantah dan menyatakan pemberitaan itu sebagai gosip belumlah cukup. Karena The Age memaparkan sejumlah kasus, maka pemerintah SBY harus membantah kasus per kasus. Misalnya soal dugaan campur tangan SBY yang memerintahkan Hendarman Supandji, waktu itu menjabat Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus, agar menghentikan pengusutan kasus dugaan korupsi yang dilakukan Taufik Kiemas. Pihak Kejaksaan saat itu sedang mengusut dugaan korupsi Taufik Kiemas yang disinyalir dilakukannya semasa sang istri, Megawati Soekarnoputri menjabat presiden. Jika hal ini merupakan gosip, tentu bisa dilihat apa betul dulu Taufik Kiemas pernah ‘hampir diperiksa’ dan kenapa pengusutannya terhenti. Meminta klarifikasi dari Hendarman Supandji juga bisa dilakukan. The Age juga melaporkan bahwa SBY menggunakan intelejen (dalam hal ini Badan Intelejen Negara/BIN) untuk memata-matai lawan politiknya, bahkan termasuk menteri di kabinetnya sendiri, seperti (mantan Mensesneg) Yusril Ihza Mahendra. Jika ini juga semata gosip, tentu bisa ditelusuri melalui BIN. Juga bisa dilihat bagaimana ‘riwayat’ Yusril di kabinet dan kasus hukum yang menimpanya hingga kini. Keluarga SBY,termasuk ibu Negara Any Yudhoyono oleh The Age dituding kerap melakukan berbagai upaya memperkaya diri. Antara lain sebagai ‘broker’ pada sejumlah proyek besar. Pihak istana menilai hal ini sebagai gosip. Namun, tentu saja bukan hal yang terlalu sukar untuk menelusuri apa betul ibu negara pernah menjadi broker atau tidak. Membantah keras, kendati merupakan hal yang wajar, belumlah cukup. Bantahan harus melalui pembuktian. Apalagi Kementrian Luar Negeri AS kendati menyatakan penyesalan namun tidak membantah secara substansi. Pihak AS hanya menyatakan kalau informasi kawat dari Kedubes masih berupa data mentah. Bahwa kebijakan politik luar negeri AS tidak berdasarkan data mentah itu. Namun, apakah datanya masih mentah ataukah sudah matang, yang pasti kawat kedubes pastilah berdasarkan fakta. Dan juga sumber berita. Jadi, siapa sebenarnya yang memberitakan kabar bohong?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun