ADA dua peristiwa menarik yang menyentak perhatian warga Indonesia di awal 2017. Peristiwa yang bisa menjadi selingan setelah sejak akhir tahun kita disuguhi drama kasus Ahok dan kiprah FPI.
Dua peristiwa itu adalah aksi heroik pramugari Garuda yang menggendong seorang nenek dan tewasnya Amirullah Adityas Putra (18), taruna tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) setelah dianiaya seniornya.
Peristiwa pertama menyentak karena memang tidak biasa. Ada pramugari (cantik) nan ramah penuh senyum itu biasa. Namun pramugari gendong penumpang? Itu luar biasa.
Apa yang dilakukan Vera memang menyentak karena ini tergolong hal baru dan unik. Walau jumlahnya gak banyak-banyak amat, namun penumpang dengan kursi roda jamak ditemui di semua maskapai. Penumpang berkursi roda biasanya mereka yang tergolong manula, atau karena penyakit tertentu. Toh, kita tak pernah mendengar berita kalau ada kru pesawat yang menggendong penumpang, terutama yang lanjut usia, ketika kursi roda belum tiba.
Ketika penumpang turun dari pesawat, biasanya memang ada jeda beberapa menit ketika kursi roda yang akan digunakan dibawa ke penumpang yang memerlukan. Dan biasanya pula, kru pesawat hanya bersikap pasif. Menunggu datangnya kursi roda sambil mengerjakan hal lain.
Vera pun membuat terobosan. Menggendong sang penumpang. Selain efisien karena menghemat waktu, yang dilakukan Vera juga punya makna sangat dalam dari sisi kemanusiaan.
Peristiwa kedua adalah tragedi. Nyawa meregang sia-sia karena aksi arogan oknum senior. Di era digital, ternyata masih ada (sisa-sisa) budaya kekerasan di ranah pendidikan kita. Budaya yang seharusnya disingkirkan jauh-jauh karena tak lagi sesuai dengan perkembangan jaman.
Lingkup Dephub
Yang menarik adalah, dua peristuwa ini merupakan bagian dari lingkup kerja Departemen Perhubungan (Dephub).
Apa yang dilakukan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyikapi dua peristiwa ini?
Menhub Budi mengundang Vera sang pramugari, ditemani Flight Service Manager (FSM) Ninik Septinawati untuk menerima piagam penghargaan. Jadwal penyerahan penghargaan molor karena Menteri Budi punya acara di televisi. Karena waktunya sudah siang, sang menteri pun mengundang tamunya untuk makan siang bersama.