[caption id="attachment_181634" align="aligncenter" width="640" caption="Para super hero Indonesia (foto: rudyao.deviantart.com)"][/caption]
KAPAN super hero asal Indonesia tampil bersama di layar lebar? Ini pertanyaan yang muncul di benak saya beberapa saat setelah menyaksikan The Avenger. Dari segi tontonan, The Avenger sangat menghibur. Menyaksikan sepak terjang Iron Man, Thor, Hulk dan Captain America, saya pun membayangkan. Seandainya ada film Indonesia yang menampilkan super hero asli Indonesia. Pasti keren!!!
Iron Man cs yang tergabung dalam The Avenger adalah karakter super hero produksi Marvel Comics. Karakter super hero dari komik yang diangkat ke layar lebar memang cukup sukses. Bukan hanya karakter Marvel, namun juga keluaran DC Comics seperti Batman, Superman atau Green Lantern.
Bagaimana dengan super hero asal Indonesia? Keberadaan para super hero Indonesia memang kini seperti hilang ditelan bumi seiring lenyapnya komik produksi dalam negeri. Padahal, dulu super hero Indonesia sempat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Pada era 70-an hingga awal 80-an, komik menjadi bagian dari kehidupan banyak anak muda. Saat itu di semua lokasi strategis di berbagai kota besar dipenuhi kios komik. Selain menyewakan komik, kios-kios semacam itu biasanya juga menyewakan cerita silat karya Kho Ping Ho.
Genre komik yang paling populer saat itu tentu silat. Yang mengisahkan petualangan para pendekar pembasmi kejahatan bersenjata pedang dan golok sakti. Selain silat, ada juga komik dengan genre cinta, dan tentu saja.... super hero.
Ada beberapa karakter super hero yang cukup dikenal saat itu. Yang paling poputer adalah Godam dan Gundala. Juga ada nama Nusantara, Maza, Aquanus dan Pangeran Mlaar. Juga ada Laba-laba Merah.
Umumnya super hero Indonesia merupakan ‘kloning’ super hero luar negeri, terutama Amerika. Godam serta Nusantara jelas-jelas mengacu kepada Superman. Gundala yang dijuluki Putra Petir merupakan kombinasi karakter The Flash dan Thor. Maza mirip dengan Tarzan. Aquanus pasti terinspirasi pada Aquaman. Laba-laba Merah merupakan versi Indonesia dari Spiderman.
Sekalipun karakternya tidak orisinal, namun  tokoh pahlawan super hero ini terasa membumi karena kisahnya sangat Indonesia, dengan persoalan yang terkait dengan Indonesia, dengan musuh yang bernuansa Indonesia.
Sayang, dewasa ini para superhero Indonesia, juga para pendekar silat tak mampu menahan serbuan karakter komik dari Jepang yang kini menjadi raja. Tak mengherankan jika rata-rata anak muda Indonesia saat ini lebih hafal karakter komik di Tapak Sakti, Long Hu Men atau Naruto dibanding karakter seperti Panji Tengkorak atau Mandala yang sudah menjadi sejarah masa lalu.
Seiring dengan hilangnya komik Indonesia, para pahlawan super Indonesia pun lenyap. Memang, sejumlah komikus muda mencoba tampil dengan semangat baru. Dengan menghadirkan karakter super hero yang baru dan tak kalah keren. Misalnya karakter pahlawan super Carok yang Indonesia banget. Namun munculnya karakter super hero baru itu relatif tidak terdengar gaungnya, lenyap ditelan serbuan manga dari Jepang.