Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

5 ‘Jurus Mabuk’ Ngeblog

28 September 2011   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KAWASAN sungai telaga alias dunia persilatan dipenuhi denting pedang, tebasan keris dan tusukan tombak. Juga penuh dengan ambisi, intrik, dendam dan cinta, yang berbaur dengan tetesan darah dan air mata. Dan tahukah Anda jika dunia maya terutama aktivitas ngeblog bisa diibaratkan dengan dunia persilatan? Dalam beberapa hal, aktivitas di dunia persilatan bisa diimplementasikan ke dunia ngeblog. Berikut beberapa jurus beserta teori silat yang bisa diaplikasikan ke dunia ngeblog. Jurus 1: Pedang Sakti Merajut SukmaYang terpenting bukan seberapa besar dan panjang milikmu, tapi bagaimana kau menggunakannya,” ujar seorang pelacur  kepada  pendekar muda pemalu. Pelacur ini benar. Di dunia persilatan, yang terpenting bukan seberapa besar dan panjang senjata pusaka yang digunakan, namun bagaimana menggunakannya (jadi yang dimaksud oleh pelacur sebagai ‘milikmu’ adalah senjata pusaka yang bisa berbentuk keris, golok, pedang, belati atau tombak, dan bukan ‘senjata’ yang lain. Jangan ngeres ya? Hehehehe). Dalam ngeblog atau menulis, prinsip yang sama juga berlaku. Yang terpenting bukan seberapa panjang tulisan yang dibuat, namun bagaimana menata agar kalimat yang diuraikan benar-benar menghadirkan makna dan bisa berguna. Banyak blogger dan penulis yang merasa bahwa ‘semakin panjang sebuah tulisan itu semakin bagus’. Pendapat ini tidak selamanya benar. Tentu, ada juga tulisan panjang yang benar-benar bagus. Namun tulisan yang panjang tidak selamanya atau bukan otomatis menjadi bagus. Jadi prinsip utama dalam menulis adalah, sederhanakan. Dengan kata lain, kalau bisa dipersingkat, kenapa diperpanjang? Jika yang dimaksud adalah Andi ingin buang air, tuliskan “Andi ingin buang air” dan bukannya “Andi ingin mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya, sesuatu yang berbentuk cairan melengkung berwarna seperti pelangi di waktu senja.” Kenapa tulisan atau posting panjang tidak disarankan? Karena banyak pembaca yang keburu merasa ‘pusing’ melihat tulisan yang panjang, apalagi jika mereka harus menekan ‘page down’ hingga enam atau tujuh kali. Tapi bagaimana jika sebuah topik yang diangkat memerlukan pembahasan yang lengkap dan mendalam? Jika tulisan memang harus dibuat panjang, ada baiknya dibuat dalam bentuk serial. Anda bisa membuat beberapa aspek sebagai ‘bagian pertama’, dan kemudian membuat lanjutannya sebagai ‘bagian kedua’ dan seterusnya. Jurus 2. Seribu Tebasan Sekali Tikaman Dalam ilmu silat, ada banyak gerakan untuk menghabisi lawan. Ada yang sekedar pemancing, ada yang digunakan untuk menjajal, namun ada yang benar-benar dimaksudkan untuk mengalahkan. Tentu, dalam ilmu bela diri, gerakan yang efektif adalah yang bisa melumpuhkan. Kalau bisa dalam satu gerakan. Tak ada artinya seorang pendekar melakukan seribu tebasan jika semuanya tak mengena. Satu tikaman yang mengenai lawan lebih berarti dibanding seribu tebasan yang hanya mengenai angin. Di dunia ngeblog, banyak blogger yang terobsesi membuat tulisan sebanyak-banyaknya. Bahkan ada yang punya target membuat minimal satu tulisan setiap hari, 31 tulisan (atau lebih) dalam sebulan dan seribu tulisan dalam setahun. Tentu tak ada yang salah dalam hal ini. Menulis setiap hari akan membuat Anda kreatif. Otak akan terbiasa bekerja dan itu tentu positif. Menulis setiap hari tidak salah, sepanjang Anda bisa mempertahankan mutu. Karena dalam blog, atau menulis, yang penting bukan berapa banyak tulisan yang dibuat namun bagaimana tulisan itu bisa memberi manfaat bagi orang lain. Jadi lebih bagus jika Anda hanya menulis sekali dalam seminggu namun tulisan itu benar-benar bermanfaat, daripada Anda membuat 12 tulisan dalam sepekan namun semua tulisan itu hambar dan tak bermakna apa-apa. Tapi tentu saja, yang ideal adalah Anda membuat 12 tulisan dalam seminggu dan semua tulisan itu benar-benar bermanfaat dan inspiratif. Jurus 3: Biarkan Bidadari Mengenalimu Salah satu aspek penting bagi seorang pendekar adalah nama atau identitas diri. Nama merupakan personifikasi langsung pada diri yang bersangkutan. Nama yang tepat akan memudahkan seorang pendekar dikenali teman, dan juga lawan. Pemilihan nama (dan juga julukan) bagi pendekar biasanya terkait dengan keahlian, atau senjata yang digunakan. Jadi seseorang yang bersenjata golok mungkin akan menyebut dirinya ‘Si Golok Maut’. Sementara pendekar yang ilmu utamanya bersumber pada tenaga panas mungkin menyebut dirinya ‘Pendekar Awan Api’. Dalam ngeblog memilih nama itu penting, baik nama blog maupun akun. Pada prinsipnya seseorang bisa memilih nama apa saja. Namun yang dianjurkan adalah, pilihlah nama yang mudah diingat. Nama yang mudah diingat akan memudahkan pembaca untuk kembali mengunjungi blog. Seiring dengan perubahan algoritma Google, yang juga dianjurkan adalah memilih nama blog yang terkait dengan topik, atau kata kunci utama. Dalam hal ini kreativitas sangat diperlukan, terutama untuk mencari istilah yang tepat, terutama jika blognya berbahasa Inggris. Karena rasa-rasanya semua istilah dalam bahasa Inggris sudah digunakan. Bagaimana dengan nama samaran? Di dunia persilatan, nama samaran alias julukan merupakan hal yang lumrah. Bahkan terkadang ada pendekar yang lebih dikenal julukannya dibanding nama aslinya, seperti ‘Si Buta dari Gua Hantu’ yang lebih populer dibanding Barda Mandrawata nama asli si pendekar. Dalam menulis, penggunaan nama samaran atau julukan (atau nama pena) adalah hal yang lumrah. Ada beribu alasan kenapa seseorang memilih menggunakan nama pena, dan tentu alasan itu harus dihormati. Tentu, nama samaran harus digunakan dengan bijak, dan jangan dijadikan sebagai tameng atau topeng untuk melakukan tindakan tercela. Contoh nama samaran atau nama pena adalah Suka Ngeblog, yang ‘terpaksa’ diverifikasi di Kompasiana karena menjadi pemenang Blogshoptips edisi Juni, hehehe. Jurus 4. Air Mata Luruh Membasahi Neraka Dunia persilatan tak hanya berbalut dendam dan kucuran darah. Tapi juga airmata. Berbagai intrik, strategi, persekongkolan dan fitnah menjadi penyebab luruhnya air mata. Bahkan pendekar yang paling sakti pun bisa meneteskan air mata. Karena sehebat apapun si pendekar dia juga masih manusia. Dunia maya mungkin tidak sekejam ibu tiri, namun yang pasti dia seganas dunia persilatan. Memang Anda mungkin tak akan sampai berdarah-darah ketika berselancar di dunia maya. Namun akan ada suatu masa ketika Anda ‘dipaksa’ atau ‘terpaksa’ mengucurkan air mata. Air mata berpotensi mengucur jika mendapat celaan atau kritikan pedas dari pembaca. (Bagi blogger laki-laki, mengucurkan air mata hanya karena blog mungkin terlalu berlebihan. Yang pasti ada rasa jengkel, marah bahkan bisa juga muak). Saya mengenal beberapa blogger yang mogok ngeblog atau bahkan menghapus blognya karena tidak tahan dengan komentar pedas yang dilayangkan pembaca. Jadi, sebagai pendekar blogger, Anda harus siap mental. Kritikan pedas, atau celaan harus disikapi dengan bijaksana. Kalau memungkinkan, jangan terpancing pada debat kusir yang tak berujung. Jika memang ada yang perlu diluruskan, buat saja tulisan khusus untuk memperjelas masalah. Jurus 5. Satu Langkah Menuju Dunia Fana Silat merupakan ilmu yang harus dipelajari dari dasar. Di biara Shaolin, misalnya, para biksu atau masyarakat awam yang ingin belajar kungfu harus memulai dari awal, antara lain dengan  melatih kuda-kuda. Setelah dasar-dasar dikuasai, barulah mempelajari ilmu pukulan. Di Shaolin, biasanya para murid diajarkan pengenalan beberapa teknik dan ilmu beladiri. Selanjutnya murid yang bersangkutan akan diajari ilmu yang sesuai dengan bakatnya. Jika berbakat pada ilmu tangan kosong dia akan diajari Ilmu Harimau, Bangau Sakti dan semacamnya. Jika berbakat pada senjata dia akan diajari cara menggunakan pedang, toya atau tombak. Di Shaolin ada 72 cabang ilmu silat, namun umumnya tak ada murid yang diajari ke-72 ilmu itu. Biasanya seorang murid hanya menekuni satu cabang ilmu. Setelah mengusai, dia baru boleh belajar ilmu yang lain. Pada ngeblog, tahap pertama yang harus dilalui adalah pelajaran dasar. Yakni bagaimana membuat blog, bagaimana mempublikasi tulisan, bagaimana memasang gambar, dan sebagainya. Setelah dasar-dasar ini dikuasai barulah tiba pada tahap selanjutnya, yakni memilih topik. Untuk blogger pemula, bisa memulai dengan menulis banyak topik. Jadi blog bisa berisi postingan dengan tema gado-gado. Bisa politik, hiburan, sepakbola, dan sebagainya. Selanjutnya, pilih topik yang paling disukai, dan konsistenlah dengan topik itu. Misalkan Anda memilih topik sepakbola, galilah semua aspek yang ada pada topik itu. Bila diperlukan, Anda bisa membuat blog baru yang khusus mengulas tentang sepakbola. Jika serius mengulas topik itu, lama-kelamaan Anda akan menguasai. Pembaca pun akan mengetahui kalau Anda sangat kompeten pada bidang itu. Bukan tidak mungkin, blog Anda akan dijadikan acuan atau referensi. Catatan: -Tulisan ini dibuat oleh penggemar dan penulis cerita silat yang sama sekali tak bisa silat -5 jurus ini merupakan bagian dari buku berjudul 99 ‘Jurus Mabuk’ Ngeblog yang rencananya akan diterbitkan Elex Media Komputindo. Kalau sudah terbit jangan lupa beli ya? Hehehehe Salam, *gambar diambil dari neogeoforlife*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun