Dan akhirnya, tibalah saat yang dinanti-nantikan. Yaitu ketika makanan yang dibakar sudah matang. Bagi orang Minahasa yang membakar bambu masakan, tidak ada saat yang lebih indah dibanding saat mencicipi nasi jaha, tinoransak dan pangi yang masih hangat, dengan aroma khas yang membangkitkan selera.
Natal ‘berdarah’ akhirnya berakhir bahagia, ketika anggota keluarga yang kecapean tertidur nyenyak menanti datangnya fajar Natal yang penuh suka cita, untuk kemudian saling berjabat tangan mengucapkan Selamat Hari Natal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H