[caption id="attachment_330458" align="aligncenter" width="640" caption="(foto: detik.com)"][/caption]
SELAIN siaran langsung Piala Dunia, ada satu acara yang wajib ditonton rakyat Indonesia: Debat capres. Dari debat, pemirsa (atau rakyat Indonesia) bisa melihat secara langsung seperti apa kualitas sosok yang digadang-gadang menjadi presiden.
Pada debat pertama, kesan saya adalah: Prabowo mengambang, Hatta Rajasa terstruktur namun muluk, Jokowi terbata, gak pede (dan terkesan ingin cepat-cepat menyerahkan mike ke Jusuf Kalla), dan Jusuf Kalla menguasai persoalan dan sedikit terlalu pede.
Saya tak menyaksikan debat kedua.
Semalam, kebetulan saya nonton. Dan secara umum kesan yang saya dapatkan adalah: Prabowo masih mengambang. Jokowi masih terbata. Bahkan agak gagap.
Paparan Prabowo (yang terkesan mengulang yang itu-itu saja) intinya adalah, Indonesia akan menjadi kuat jika rakyat makmur. Rakyat akan makmur jika pemerintah dan rakyat bisa mengoptimalkan potensi, dan mengurangi atau menutupi yang bocor, bocor, bocor.
Paparan Jokowi, umumnya disampaikan terkait konteks. Sekalipun, ya itu tadi, masih terbata sehingga bikin gemes.
Dari yang saya amati, Jokowi mempersiapkan debat dengan persiapan prima. Setidaknya itu terlihat dari banyaknya kertas contekan di atas meja. Jokowi rupanya dilengkapi oleh timnya dengan sejumlah data. Mereka juga sudah bisa mengantisipasi apa kira-kira yang akan ditanyakan moderator, sehingga sudah menyiapkan jawaban sejak awal.
Jadi, untuk topik yang jawabannya sudah disiapkan tim, Jokowi terlihat percaya diri. Apalagi, topik yang disiapkan tim lebih menyentuh substansi dan ada contoh konkrit. Soal kemerdekaan Palestina, misalnya. Atau insiden tenggelamnya TKI di Malaysia.
Masalah akan muncul jika ada pertanyaan yang jawabannya tak disiapkan. Atau dilatih. Jokowi terlihat sedikit gagap. Dan jika sudah gagap (atau gugup), jawaban Jokowi terkesan 'apa adanya'. Jawaban Jokowi soal satelit, atau ketika ditanya soal Indosat, terkesan terbata.
Sementara Prabowo, kelihatannya memilih menjawab berdasarkan 'pikiran pribadi'. Entahlah. Kesan yang saya dapat, jawaban Prabowo bukan hasil pemikiran tim. Makanya, apa yang disampaikan Prabowo hanya memutar-mutar di topik yang sama.