Sudah siap-siap menulis, tiba-tiba bos datang dan marah-marah karena laporan belum dibuat. Sudah siap menulis tapi si kecil di rumah tiba-tiba minta dibuatkan susu. Begitu selesai membuat susu, langsung teringat bahwa pakaian yang direndam harus dicuci. Sudah siap menulis tiba-tiba istri yang mengenakan pakaian tidur seksi dengan manja minta “dipijat”.... Emmmm...
Kesibukan, atau mepetnya waktu menjadi “musuh nomor satu” para blogger. Maksud hati ingin menulis, apa daya kesibukan terus mendera. Terpaksa, blogger (atau dalam hal ini Kompasianer) harus absen menulis selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Karena sibuk.
Bagaimana menyiasati supaya kesibukan tidak menjadi penghalang dalam menulis? Berikut beberapa solusi. Solusi ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.
1. Maksimalkan draft
Banyak blogger yang menganggap sebuah tulisan harus dibuat sampai selesai. Makanya, begitu menyadari waktunya mepet dan tulisan yang dibuat kemungkinan besar tak bakalan rampung, si blogger memutuskan untuk tidak menulis. Anggapan bahwa sebuah tulisan harus rampung di saat itu juga, sebenarnya keliru. Sebuah tulisan tak harus selesai saat itu juga. Sebuah tulisan bisa disambung di lain kali.
Jadi, jika waktunya mepet, buatlah tulisan sebagai draft. Cara yang paling praktis adalah membuat draft memanfaatkan fasilitas ‘notes” di smartphone.
Saat ini rata-rata smartphone, baik yang murahan maupun yang mahal, dilengkapi fasilitas notes dengan fitur yang lengkap. Notes biasanya menyediakan opsi untuk share. Jadi draft tulisan bisa di-share ke email. (Tentu dikirimnya ke email pribadi dan bukan email tetangga, hahaha). Nantinya dari email, draft tulisan itu dicopy ke tablet atau komputer untuk dilengkapi.
Draft bisa ditulis di mana saja, sepanjang itu memungkinkan dan menulisnya nyaman. Di kereta, di bandara, di mobil (jika Anda punya sopir pribadi, baik sopir pribadi beneran maupun sopir taksi), di antrian bank dan sebagainya. Anda juga bisa membuat draft di sela-sela makan siang, sela-sela rapat (jika rapatnya bikin ngantuk dan si bos ngomong ngalor-ngidul), dan sebagainya.
2. Sediakan ‘kotak ide’
Sekalipun tak punya waktu menulis, ide untuk tulisan biasanya tetap ada. Dan terkadang ide itu muncul di saat yang tidak pas. Supaya tidak terlupa, Anda sebaiknya menyediakan semacam “kotak ide”. Kotak ini bisa beneran berbentuk kotak, bisa dalam bentuk folder di smartphone atau laptop. Jadi begitu Anda mendapat ide, tuliskan ide itu, baik tema maupun garis besarnya. Dan simpan di “kotak ide”.
Yang disimpan tak hanya ide. Jika menemukan kutipan menarik, atau foto keren, atau alamat situs yang bisa menjadi bahan tulisan, atau video unik, simpan itu semua di kotak ide.