Andai saja aku disisimu, mungkin
tak terlalu pilu hatimu, disana kau bertahan sendiri menjalani rindu yg kian menepi, terbaring melewati malam yang sunyi. Aku berharap tetaplah bertahan meski diguyur hujan, tetaplah berjalan meski terasa kelelahan. Jangan pernah putus asa meski luka yang mendera.
Berapa waktu yang harus kulipat agar dapat menatap manik netramu tanpa sekat. Berapa malam lagi yang harus kulewati agar dapat melihat senyummu yang menjerat.
Semua rasa telah kutuang ke dalam doa, selaksa asa yang terpendam, kuperam pada satu munajat cinta.
Meskipun kukuhnya gejolak sering terpatahkan oleh kenyataan.
Li, padamu segala tabah kupasrahkan karena hanya denganmu ingatanku berpulang
dan sejauh apapun kakiku melangkah rindu ini terlanjur menggerhana di relung jiwa.
Hingga kupastikan demi apapun itu, inginku cuma kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H