Mohon tunggu...
Suka Adi
Suka Adi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Legenda

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kala Hidung Mancung Ini Ditemukan di Situs Werungotok

16 Desember 2019   21:21 Diperbarui: 16 Desember 2019   21:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nganjuk - Sekitar tahun 1980-an, di Kelurahan Werungotok, Kecamatan Nganjuk, Jawa Timur pernah ditemukan banyak benda-benda kuno, seperti arca, bokor, kala, kemuncak, dan lain-lain. Benda-benda bersejarah tersebut berbahan terakota atau batu bata bakar.

Saat ditemukan oleh warga, kondisinya masih bagus dan utuh. Benda ditemukan di pekarangan, belakang rumahnya, saat menggali tanah untuk membuat kerajinan batu bata.

Tahun itu, benda-benda yang kini tinggal puing-puing tersebut pernah menjadi perhatian banyak orang dan menjadi tontonan, baik orang umum maupun pelajar. Kini benda-benda cagar budaya tersebut sebagian disimpan di Museum Anjukladang Nganjuk.

Yang tersimpan di Museum Anjukladang di antaranya potongan kemuncak, yaitu bagian dari suatu bangunan candi. Kemuncak ini sering disebut ratna. Kemuncak lazimnya terdapat pada puncak bagunan atau di bagian sudut pagar langkan candi. Kemuncak ini dihiasi motif sulur-sulur tanaman yang menggambarkan kesinambungan hidup.

Berikutnya adalah fragmen kala, yaitu salah satu binatang mitos agama Hindu yang digambarkan dengan wajah menyeramkan. Mata melotot dan mulut menyeringai, memperlihatkan taringnya. Fragmen kala umumnya ditempatkan di pintu gerbang atau relung candi. Dipercaya sebagai penolak balak.

Selebihnya, benda-benada kuno dari situs Kelurahan Werungotok tersebut yang disimpan di museum tinggal berupa serpihan-serpihan yang sudah tidak berbentuk.

Menurut Amin Fuadi, Kasi Sejarah Museum dan Kepurbakalaan Disparporabud Nganjuk, benda-benda kuno berbahan terakota dari situs Werungotok tersebut dipindahkan dari situsnya belum lama setelah puluhan tahun tersimpan di rumah penemunya.

Diperkirakan, di situs Werungotok itu, dulunya adalah bekas bangunan candi. Hal ini merujuk kepada benda-benda yang ditemukan, merupakan bagian dari candi. Hanya saja kondisinya tinggal puing-puing. Sayang, benda-benda kuno tersebut belum dapat diidentifikasi termasuk peninggalan masa kerajaan apa. "Sulit diidentifikasi angka tahunnya pada jaman apa, karena banyak yang hilang dan tinggal puing-puing," terang Amin.

Sedangkan menurut Mantan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Samarinda, Edi Tri Haryantoro, saat berkunjung ke Museum Anjukladang langsung tertarik dengan salah satu koleksi berbentuk kala. Karena benda bersejarah berentuk wajah raksasa ini merupakan peninggalan arkeologi yang sangat langka. Karena selama ini yang pernah dijumpai, kala berbahan dari batu andesit. Sedangkan kala dari situs Werungotok ini berbahan dari batu bata bakar. Di Indonesia, kala berbahan terakota, jumlahnya tidak banyak.

"Apalagi melihat motif yang ada di koleksi Anjukladang ini, kala didominasi oleh sulur-sulur yang sebenarnya menggambarkan rambutnya, matanya yang menonjol dan hidungnya mancung," jelas pria yang pernah menjadi ketua tim restorasi candi Anchorwatt Kamboja ini.

Kedua benda cagar budaya asal situs Werungotok ini sempat diseminarkan di salah satu hotel di Nganjuk bertema koleksi museum Anjukladang. Diikuti sekitar seratus peserta dari guru IPS, komunitas pencinta sejarah Nganjuk, dan para juru pelihara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun