Sepakbola. Siapa yang tak mengenal olahraga yang satu ini? Olahraga dengan berbekal kekuatan fisik serta strategi yang jitu dari seorang pelatih ini sukses menghipnotis insan hingga ke segala pelosok lapisan masyarakat.Â
Tua, muda, bahkan yang masih balita sangat menggandrungi atraksi mengolah si kulit bundar ini. Tak jarang pula orang-orang menghabiskan uang mereka hanya untuk bisa menonton idola mereka bermain di lapangan hijau.
Di tahun 2018 ini sendiri, gelaran ajang terbesar dan bergengsi dalam jagat sepakbola kembali hadir demi memperebutkan mahkota juara dunia. Ya, Piala Dunia 2018 sudah bergulir sejak pertengahan Juni, yang saat ini telah merampungkan pertandingan babak 16 besar dengan menyisakan 8 negara yang layak lolos ke fase perempat final.Â
Euforia para pendukung sudah sangat terasa, bahkan hingga ke pelosok desa dengan beragam cara yang mereka lakukan, baik melalui pemasangan bendera negara dukungan, membeli baju tim nasional idola masing-masing, serta yang paling banyak dilakukan dikalangan masyarakat adalah nobar (nonton bareng). Berbicara masalah nonton bareng tak akan lengkap rasanya kalau tidak ada "teman nonton", jadi jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.
Dalam sepakbola sendiri tidak akan sempurna apabila tidak ada "pemain ke-12" atau suporter dari masing-masing tim. Suporter menjadi roh penyemangat yang memberikan dukungan moril sangat besar bagi pemain di lapangan. Suporter bahkan menjadi kekuatan dari para pemain untuk menampilkan permainan terbaik mereka serta meraih kemenangan.Â
Selain itu, atraksi yang dipertunjukkan oleh para suporter menjadi daya tarik tersendiri dalam perhelatan ajang ini. Tidak jarang pula sorak sorai serta kehebohan yang ditimbulkan dari keramaian suporter menuai beragam kontroversi yang membuat sepakbola semakin berwarna.Â
Dari berbagai instrumen yang digunakan oleh suporter, penampilan serta gaya berpakaian yang unik, serta beraneka ragam tingkah laku oleh suporter yang terkadang mengundang gelak tawa.
Sosok Kapten Tsubasa yang sedang mengangkat piala menjadi lukisan dalam hamparan spanduk tersebut. Jepang yang menjadi satu-satu wakil Asia yang masih tersisa sangat diharapkan mampu mewujudkan impian suporter mereka untuk menjadi juara dunia.Â
Terbukti hal ini menjadi pendorong semangat pasukan Jepang hingga mampu unggul 2-0 atas Belgia, meski pada akhirnya harus mengakui keunggulan Belgia dengan skor akhir 2-3.
Meskipun Jepang kalah melalui pertandingan yang sangat dramatis, hal ini tidak menyurutkan semangat suporter Jepang yang hadir langsung di Stadion Rostov. Seperti yang diberitakan pada banyak media informasi, suporter Jepang menjadi sorotan dunia.Â
Perhatian ini tidak lepas dari tindakan mereka yang melakukan pembersihan terhadap stadion dari sampah-sampah bekas makanan dan minuman di tribun penonton. Dalam beberapa foto yang diunggah di internet, terlihat Fans Samurai Biru ini melakukan tindakan tersebut layaknya sebuah kebiasaan yang telah tertanam dalam diri mereka.Â
Tidak mengherankan memang jika hal ini dilakukan oleh suporter Jepang. Kebiasaan hidup bersih menjadi ciri khas dari masyarakat Negara Matahari Terbit itu. Contoh nyatanya saja pada salah satu selokan di Jepang terdapat banyak ikan koi yang hidup bebas dengan air yang masih jernih tak tercemar.
Tak kalah menarik dari kisah para suporternya, para punggawa tim nasional Jepang pun melakukan hal yang serupa. Mereka meninggalkan ruang ganti pemain dengan kondisi yang rapi dan bersih disertai tulisan "terima kasih" dalam bahasa Rusia.Â
Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang sangat menarik dikalangan pecinta sepakbola. Ini menunjukkan bahwa sepakbola bukan hanya sekadar persoalan menang atau kalah, tetapi lebih daripada pengertian sempit itu.
Menarik untuk ditunggu terwujudnya hal ini. Diakhir semoga hal baik dan positif yang diharapkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya dalam perkembangan sepakbola nasional dapat segera tercapai.