Mohon tunggu...
Fitria Malahayati
Fitria Malahayati Mohon Tunggu... -

mahasiswi jurusan bahasa inggris di sebuah universitas swasta di bogor

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curhat

15 Agustus 2011   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bosan aku mendengar curhatmu yang tak pernah habis,,kamu datang dan terus mengoceh sampai eskrimku mencair semua akibat emosi yang kamu luapkan padaku, aku benci di posisi pendengar yang tak dipedulikan seperti ini, kamu berfikir bahwa kesetian ku untuk mendengar adalah hal terpenting buatmu,,tapi kamu tahu tidak pada awalnya aku senang bisa menjadi orang kepercayanmu setiap masalah-masalahmu, tapi kini aku bosan. kamu seharusnya sadar,, aku berikan semua saranku dengan gratiss tiss tis..tapi bukan berarti akan ku tahan jenuhku demi mendengarkan semua hal yang itu- itu saja,,tentang dia lagi yang kaupuja dan kadang kau cela, dia yang kau cinta bahkan kau pernah mengatakan membencinya, saat ku tanya "kamu maunya bagaimna?" kamu tidak menjawab tapi malah menangis dan mengatakan "aku tak sanggup kehilangannya".  apa yang sebenarnya terjadi padamu, dia baik padamu terkadang pula dia menyakitimu dengan mengkhianati komitmen yang kalian buat,,apa itu yang dikatakan cinta? bedebbahhh...aku menyebutnya seperti itu di hadapanmu, tapi kamu membelanya, dan menyalahkan perkataanku, aku tak tau apa sebenarnya tujuanmu menceritakannya padaku. aku benar- benar ingin tertawa melihat posisiku ini, serasa dipermainkan oleh semua masalahmu.

hari ini emosimu memuncak, kamu caci maki dia dengan sumpah serapah dan menyebutkan beberapa anggota simpanse dan mamalia mangerikan di hadapnku, aku bertanya penyebabnya,,ternyata karena dia tidak bisa kamu hubungi, dan dia tidak manghubungimu, yang kedua sih sudah biasa kamu tidak dihubunginya. lalu mengapa kamu seemosi itu, aku ingin tertawa terbahak- bahak saat kamu mengamuk di lantai kamarku, kamu memang aneh,  masih untung bisa ku tahan, lalu aku memberimu es krim seperti biasanya,,kamu berbaring dengan lemas,,dengan air mata yg menetes,,diam tak bersuara...aku menatapmu dari sisi pintu juga diam membisu,,hening.

"aku hamil..."

telingaku memerah mendengarnya, es krimku terkulai dan berceceran di lantai..ku peluk tubuh lemahmu yang masih diam setelah dua kata yang kamu ucapkan...

bersambung...............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun