Lelaki di bawah bulan
Namanya paimin, berharap melihat tuhan
Setiap terang cahaya bulan
pertanyaannya selalu menggema
Pada dinding-dinding telingaku,
Kepercayaannya tentang pencipta
Menghardik purnama yang datang tiba tiba
"Hadirmu ada yang menghadirkan,
Indahmu ada yang menciptakan,
Terangmu ada yang membuat terang,
Hilangmu ada yang menghilangkan,
Aku ingin melihatmu tuhan"
Lantas dengan apa aku berbahasa
Bahwa Dia tak terjangkau dengan akal
Jauh tanpa jarak, dekat tanpa sekat
Tak terwakilkan hanya dengan nama dan sebutan
Tak bisa ditebak dan diatur dengan do'a-do'a
Tak bisa dicari di atas kubah dan menara,di mana-mana
Hanya bisa dirasa, rasa di atas segala rasa
Rasa ketika diri berada di titk nadir
Titik paling rendah yaitu (sujud) tanah
#sujatra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H