Oleh: Akhmad Sujadi
Tragedi Bintaro II yang melibatkan kereta api (KA) kembali terjadi.Kejadian tabrakan antara KRL Commuter Line dengan Truk pengangkut BBM di Perlintasan Pondok Betung Bintaro yang mengakibatkan 7 korban tewas dan puluhan penumpang KRL luka-luka, senin (9/12-13) menjadi perbincangan serius di seluruh negeri.
Publik Ibu Kota terperanjat dengan kejadian tragis ini. dampaknya pun luar biasa, hampir semua Pemda melakukan aksi penjagaan dan mempercepat pembangunan underpass dan flyover jalan raya untuk menghilangkan perlintasan sebidang. Mereka berempati dan tidak ingin peristiwa tragis itu terulang dan terjadi di daerahnya.
Peristiwa kecelakaan lalu lintas di perlintasan yang mengakibatkan korban jiwa bukan hanya kali ini terjadi. Sebelumnya pada Oktober 2013 perlintasan sebidang juga menjadi tempat meregang nyawa, ketika 13 orang pengantar jemaah haji yang menumpang kendaraan bak terbuka tertabrak KA Argo Dwipangga Jakarta-Solo, di Haurgelis Jawa Barat.
Perlintasan sebidang yang dilengkapi palang pintu, dijaga petugas dan tidak dilengkapi palang pintu dan petugas jaga petugas sama-sama berbahaya. Dua peristiwa kecelakaan lalu lintas di perlintasan yang sama-sama merenggut jiwa, terjadi di perlintasan yang dijaga petugas dan juga di perlintasan tanpa palang pintu. Peristiwa di Haurgeulis memakan korban jiwa lebih banyak, namun karena semua korban dari pihak kendaraan jalan raya peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa ada kesan.
Sedangkan peristiwa di perlintasan Bintaro justru korban jiwa dan luka-luka dari pihak operator kereta api, kru dan para penumpang. Masinis, Asisten Masinis, teknisi KA dan beberapa penumpang tewas. Puluhan penumpang juga mengalami luka-luka, sehingga pihak PT. Kal sangat perhatian pada peristiwa ini.
Tragedi perlintasan Bintaro telah membuka mata para stakeholder perkeretaapian baik di Kementerian Teknis, anggota DPR, Pemda dan masyarakat luas. Yang lebih menggembirakan respon Pemda yang segera merealisasikan pembangunan flyover dan underpass jalan raya di beberapa perlintasan di seluruh Jawa. Sedangkan Pemda atau Pemko yang peduli keselamatan mengambil langkah cepat dengan melakukan penjagaan perlintasan sebidang di daerahnya yang saat ini belum berpalang pintu dan dijaga petugas.
Berbagai respon dan upaya Pemerintah pusat dan Pemda atas peristiwa tabrakan di perlintasan Bintaro patut diacungi jempol. Mereka sadar begitu bahaya perlintasan sebidang bila salah satu pihak teledor pasti akan terjadi kecelakaan di perlintasan sebidang. Bahkan di DKI Jakarta Pemerintah melalui Bappenas akan membangun elevated loop line, atau membuat jalan layang lingkar Jakarta untuk menghilangkan perlintasan sebidang sepanjang 27 km yang melingkari Jakarta.
Permasalahan perlintasan sebidang bukan hanya di Jakarta saja, namun hampir di seluruh wilayah yang dilintasi KA baik di Jawa maupun di Sumatera. Kota Bandung bahkan dari Padalarang sampai Cicalengka dibelah oleh Rel KA di tengah kota. Sehingga pada peritiswaBandung Lautan Api rel KA menjadi batas peperangan antara pejuang dan penjajah.
Keberadaan rel KA yang membentang di tengah kota dan berada di permukaan tanah tentu menimbulkan permasalahan bagi Kota Cimahi, Bandung, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Pemerintah Kota dan Kabupaten di Bandung tentu berkeinginan masalah rel KA dapat diselesaikan secara komprehensif.
Meningkatkanya frekuesni perjalanan KA antara kota, KA dalam kota Bandung Raya dan bertambahnya kendaraan jalan raya telah menimbulkan kemacetan yang parah di tengah Kota Cimahi, Bandung dan sekitarnya. Karena meningkatknya frekuensi KA maka buka tutup palang pintu juga lebih sering, sehingga kemacetan di jalan raya bertambah parah. Untuk itu masalah perlintasan sebidang perlu diselesaikan secara bijaksana dan direalisasikan dalam waktu tidak terlalu lama.
Seiring perkembangan jaman, transportasi KA akan makin dibutuhkan untuk mengatasi kemacetan di jalan raya. Kota Bandung yang bergerak menjadi Kota Metropolitan juga perlu pengembangan angkutan KA. Angkutan KA perkotaan di Bandung yang saat ini dilayani dengan kereta rel disel (KRD) Bandung Rayamakin diminati masyarakat, sehingga akan terus ditingkatkan frekuensinya.
Bahkan untuk meningkatkan frekuensi KA di dalam kota Bandung Raya, Kementerian Perhubungan berencana membangun jaringan listrik aliran atas (LAA) untuk kereta rel lisrtrik (KRL). Rencana pembangunan KRL di Bandung di satu sisi akan meningkatkan volume pengguna karena sebagian pengguna kendaraan jalan raya akan berpindah ke KRL. Karena pembangunan KRL Bandung Raya masih di atas permukaan tanah sebaiknya pembangunya ditunda. Pembangunan rel KA dibuat layang.
Meningkatnya frekuesni KA akan berdampak pada kemacetan lalu lintas karena sebagain besar jalan raya di wilayah Bandung Raya bersinggungan dengan rel KA, sehinggga terjadi perlintasan sebidang. Sedangkan beberapa perlintasan yang tidak sebidang hanya pada flyover yang bersinggungan dengan jalan Tol. Beberapa perlintasan yang telah dibangun flyover seperti Cimindi danKiaracondong jalan bawah masih dibuka sehingga belum dapat menghilangkan titik bahaya kecelakaan di perlintasan sebidang.
Karena KA di Bandung Raya melintas di tengah kota sebaiknya tidak dibangun flyover jalan raya dalam menghilangkan perlintasan sebidang. Solusinya dibuat jalan layang KA dari Padalarang ke Cicalengka. Pembangunan jalan layang KA di Bandung atau Bandung Elevated Railway merupakan solusi tepat dalan mencegah kecelakaan di perlintasan sebidang dan sangat urgen untuk dibangun.
Pembangunan Bandung Eleveted Railway lebih tepat dibanding membangun flyover dan underpass jalan raya. Jadi rel KA yang dibuat layang bukan jalan raya. Dengan demikian makajalan raya tidak perlu dilakukan perubahan, cukup jalan relnya yang dibuat jalan layang. Dengan pembuatan jalan layang KA sebagai solusi maka akan ada beberapa dampak poisitifatas pembangunan Bandung Elevated Railway ini.
Mungkin saat ini Kementerian PU dan Pemda telah merancang pembangunan flyover jalan raya, ada baiknya rencana itu ditunda, dananya digabung dan dipakai untuk membuat Bandung levated Railwayatau jalan rel layang Bandung Raya. Karena pembangunan flyover dan underpass jalan raya belum menyelesaikan persoalan secara komprehensif.
Beberapa dampak pembangunan Bandung Elevated Railway atau rel layang Bandung Raya diantaranya dapat menghilangkan perlintasan sebidang, strerilsasi jalur KA, menghilangkan kekumuhan kota,mengurangi penjaga perlintasan dan dapat pula lahan dibawah jalan layang KA Bandung Raya dimanfaatkan untuk penghijauan, jalan kolektor , taman kota dan komersial.
Karena rel KA dibuat layang maka stasiun-stasiun juga harus disesuaikan dengan kawasan komersial, perkantoran dan juga akses antar moda dipadukan. Dengan demikian bila rel layang telah difungsikan frekuensi KA dapat ditingkatkan dengan head way atau jarak antar kereta lebih pendek tanpa mengganggu lalu lintas kendaraan jalan raya.
Solusi membangun Bandung Elevated Railway merupakan kebutuhan mutlak dalam memecahkan perlintasan sebidang, mencegah kecelakaan dan meningkatkan frekuensi KA. Dengan pembangunan ini maka dana yang dibutuhkan cukup sekali keluar, namun perlu dana besar. Sedangkan permasalahan yang dipecahkan juga lebih komprehensif, sehingga semua pihak yang berkepentingan mendapat manfaat dari pembangunan ini.
Peristiwa kecelakaan di perlintasan Bintaro Jakarta harus menjadi pendorong Pemerintah Pusat, Pemprov Jabar dan beberapa Kota/Kabupaten yang dilewati jalur KA di Bandung Raya untuk duduk bersama dan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar segera membangun jalan layang KA dari Padalarang-Cicalengka.
Karena jalan layang KA merupakan solusi terbaik dibanding solusi yana lain, maka pembangunan ini harus terlaksanakan dalam tempo tidak terlalu lama. Tunggu apalagi? Ayo bangun segera Bandung Elevated Railway sebagai solusi komprehensif mengatasi perlintasan sebidang, kemacetan lalu lintas dan berbagai masalah terkait dengan rel KA di tengah kota Bandung ini. Untuk dananya? Kalau pemerintah mau pasti bisa. Masih tersedia banyak dana infrastruktur yang dapat dipergunakan. ###
Akhmad Sujadi
Pemerhati Transportasi. Tinggal di Desa Majapura, Bobotsari, Purbalingga Jawa Tengah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI