Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PELNI Mampu Kejar KAI

22 Desember 2014   03:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh; Akhmad Sujadi

PT. PELNI berusaha mengejar PT. KAI dalam kinerja pelayanan dan kinerja keuangan. BUMN transportasi laut yang dipimpin mantan Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito ini sedang menata diri untuk meningkatkan kinerja SDM, kinerja armada dan pemberdayaan aset untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan agar raport PELNI yang masih merah karena merugi Rp 634 Milyar di tahun 2013 segera biru dan memberikan keuntungan meskipun sedikit.

Armada kapal sebagai basis melayani penumpang kondisinya tidak ada yang memiliki nilai jual, sehingga mendorong Dirut berlayar dari satu kapal ke kapal lainnya untuk mengecek kondisi armada. Hasilnya pun mencengangkan, tak ada satu pun kapal yang bagus, semua jelek dan perlu dilakukan perbaikan. Dari 29 armada yang terdiri 26 armada kapal penumpang 3 kapal barang ini, semua kapal barang belum dapat dioperasikan karena kerusakan mesin, saat ini dalam perbaikan. Sedangkan 26 kapal penumpang hanya 24 yang beroperasi.

Usia kapal juga rata-reta sepuh. Kapal yang berusia kurang dari 10 tahun hanya 3 %. Usia 10-15 tahun 10 %. Usia 15-20 tahun 26 %. Usia 20-25 tahun 39 % dan usia lebih dari 25 tahun 22 %. Kapal yang sudah berusia tua itu hampir 75 % buatan Jerman.25 % lainya merupakan produk Indonesia PT. PAL Surabaya. Karena bikinan Jerman, kapalnya awet, desainya bagus dan BBMnya boros. Konsumsi BBM untuk kapal PELNI sehari sekitar 50.000 ton solar.Bahkan pendapatan dari penumpang 60 % untuk biaya BBM.

Karena buatan Jerman, Kapal Pelni ibarat mobil mercy yang serba bagus, mewah, boros BBM namun yang naik sekelas penumpang angkot. Penumpang kapal laut umumnya kelas ekonomi sederhana yang uangnya pas-pasan. Mereka tidak naik pesawat karena barang bawaanya banyak dan umumnya tujuan mereka pada ruas yang tidak ada jalur penerbangan domestik. Misalnya penumpang dari Nunukan ke NTT, jelas tidak ada penerbangan yang langsung. Mereka memilih kapal sebagai transportasi utama.

Selain mayoritas penumpangnya kelas ekonomi, kapal-kapal PELNI juga menyediakan kelas eksekutif atau kelas 1. Para penumpang kelas 1 pada rute yang ada jalur penerbangan, umumnya mereka telah lama pindah ke pesawat terbang. Misalnya Kapal Kelud Jakarta-Batam-Medan, kelas eksekutifnya kosong. Seandaianya kamar kelas 1 masih penuh, mungkin dapat menolong pendapatan karena harga tiket kelas eksekutif umumnya tiga kali lipat harga tiket kelas ekonomi.

Kekuatan armada kapal PELNI terdiri kapal 3.000 pax 1 armada. Tipe 2.000 pax9 armada. Tipe 1.000 pax 9 armada. Tipe 500 pax 3 armada. Jenis Ropax 1 armada dan jenis Jenis Jetliner 1 armada. Sedangkan 2 kapal Roro Ciremai dan Dobonsolo merupakan kapal 3-IN-1 yang mampu mengangkut kendaraan truk, bus, alat berat, sepeda motor dan mobil pribadi. Kapal Roro ini memberikan nilai pendapatan cukup signifikan bagi PELNI karena angkutan kendaraan bermotor antar pulau cukup menjanjikan.

Dari 29 armada hanya 24 armada kapal yang sehat dan menyinggahi 92 pelabuhan di seluruh pelosok nusantara dengan 1.186 ruas sepanjang tahun. Meskipun kapal PELNI telah menyinggahi seluruh pulau di nusantara, namun dari frekuensi kedatanagan kapal masih terlalu lama interval waktunya. Contoh pelayaran ke Saumlaki, kapal PELNI hanya singgah sebulan sekali. Saumlaki merupakan pulau terluar di Tenggara Indonesia yang hampir berdekatan dengan Darwin, Australia.

Frekuensi kedatangan kapal dapat dipersingkat menjadi dua minggu sekali apabila ada penambahan armada kapal. Karena untuk membeli kapal perlu uang banyak, pada ruas-ruas yang sepi penumpang perlu dievaluasi dan dialihkan ke ruas yang lenih membutuhkan, khususnya di Indonesia Timur. PELNI sedang berhitung untuk mengalihkan rute Kapal Lawit yang biasanya melayari Tanjungpriuk ke Padang untuk dialihkan ke Indonesia Timur, khususnya dari Surabaya-Benoa-NTT-Saumlaki-Dobo-Merauke.

Pengalihan rute ini untuk membangkitkan perekonomian di kawasan Indonesia Timur. Pelabuhan di Indonesia Timur merupakan rohnya perekonomian. Ketika kapal tiba, pelabuhan menjadi hidup, ekonomi pun bergerak karena penumpang yang datang membawa rezeki. Kapal mengangkut kebutuhan pokok seperti beras, telur, daging beku, sayur mayur yang umumnya tidak tumbuh dan tidak dihasilkan di Indoneia Timur. Karena itu ketika kapal tiba mereka akan senang, mereka akan mendapat rezeki dari perputaran ekonomi.

Dengan armada kapal tua, penumpang kelas ekonomi dan boros BBM, mampukah PELNI mengejar KAI? Bisa, demikian jawaban optimis seluruh insan PELNI. Untuk mengejar KAI yang lebih dulu dibenahi Wimbo saat menjadi Direktur Komersial, PELNI pertama-tama mengganti baju seragam, dengan warna putih mirip baju seragam KAI. Level jabatan juga mendekati KAI, ada Senior Manager, Manager dan Supervisor. Pada label papan nama juga mirip ada pelat merah, biru, hijau dan hitam untuk level pelaksana. Berubahnya seragam dari aneka warna menandakan PELNI ingin mengejar KAI. Sampai kapan PELNI dapat mengejar KAI? Meskipun tidak terkejar, pembenahan bsinis PELNI ditarget sekitar 2 tahun dapat tertata baik. Wow hebat, keren PELNI.

Star awal keuangan KAI tahun 2009 rugi Rp 80 milyar. Pelni pada 2009 rugi Rp 89,9 milyar. Kita ambil contoh data KAI 2013 sudah untung Rp 532 milyar. Pelni pada 2013 rugi Rp 634 milyar. Pada 2009pendapatan KAI Rp 4 triliun, pada 2014 semester pertama pendapatan KAI sudah Rp 5 triliun. Posisi PELNI pada Mei 2014 sudah rugi Rp 112 milyar, cashflow minus Rp 5 milyar. Jadi KAI maupun PELNI sama-sama star rugi. Dalam perjalanan KAI telah untung, sementara PELNI masih berjuang menekan kerugian di tahap-tahap awal ini. Insya Allah ke depan setidaknya dalam dua tahun mendatang PELNI telah bengkit menjadi BUMN yang berkinerja lebih baik.

Melihat kondisi armada kapaltua dan kondisinya memprihatinkan, maka PELNI harus bangkit untuk mengejar ketertinggalnya. Langkah pertama PELNI adalah memperbaiki armada dengan spesial docking. Lalu meningkatkan pelayanan dan memberikan nilai tambah, dengan keluar dari pemikiran lama, out of The Box. Penumang kapal PELNI umumnya hanya penuh pada hari libur lebaran, Natal dan Tahun Baru. Kekosongan kapal dicoba mencari peluang pendapatan pada saat low season ini. Meskipun law season tidak berarti Low income, tidak ada pendapatan yang masuk. Saat Low season harus dicarikan pendapatan dengan memanfaatkan berbagai peluang bsinis.

Bidikan PELNI saat law season jatuh pada wisata bahari. Kapal-kapal PELNI yang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat menyinggahi daerah atau obyek wisata bahari dimanfaatkan untuk mengemas paket wisata bahari. Kemasan wisata bahari PELNI pada Desember 2014 ini akan menyinggahi Raja Ampat dan Wakatobi, maka internal PELNI didorong agar dapat menyajikan kemasan wisata dengan memanfaatkan Kapal Tatamailau sebagai Hotel terapung untuk Let’s go Raja Ampat dan KM. Kelimutu untuk hotel terapung Let’s Go Wakatobi.

Selain angkutan wisata bahari PELNI juga membidik angkutan barang. Kapal-kapal barang milik PELNI memang saat ini masih bermasalah karena kecepatan kapal dibawah standar dan perlu reparasi mesin agar tenaganya tambah kuat dan dapat bersaing dengan kapal barang swasta. Untuk itu dibentuk divisi Pengembangan Usaha untuk menyongsong program Tol Laut yang digagas Presiden Joko Widodo.

Untuk mengimplementasikan konsepTol Laut, PELNI berperan besar dalam mendistribusikan barang kebutuhan pokok danbarang bernilai strategis. Peran PELNI dalam Konsep Tol Laut saat ini sedang merumuskan agar PELNI dapat memberikan kontribusi dalam menekan harga barang di Indonesia Timur. Bila konsep PELNI diterima dan dapat direalisasikan pada semester I 2015 mendatang, maka peluang PELNI meraih pendapatan pada 2015 lebih menjanjikan.

Keuntungan bagi sebuah badan usaha merupakan tujuan utama. Karena itu PELNI terus berinovasi, berkreasi mendalami bisnis angkutan laut, baik penumpang, pariwisata dan angkutan barang. Bagi insan PELNI keuntungan akan meningkatkan kesejahteraan. Bila PELNI untung maka hati karyawan menjadi besar, berani tampil dan lebih percaya diri. Namun sebaliknya bila perusahaan yang dikelola rugi, maka karyawan akan minder. Karena itu semangat insan PELNI melakukan perubahan terus dipompa agar berhasil keluar dari kerugian.

Bagimana PELNI keluar dari angka merah? Ini kuncinya We Do What We Can Do. Kita kerjakan apa yang dapat kita kerjakan. Kenapa tidak ada program muluk-muluk, terkonsep untuk membenahi PELNI? Hanya We Do What We Can Do? Setelah keliling dari kapal ke kapal, cabang ke cabang tidak ada satupun kondisi kapal yang bagus. Semua bermasalah, kapal tua dan kondisinya buruk. Mesin tidak optimal, mesin AC tidak semuanya hidup dan tidak ada pelayanan menggembirakan di atas kapal.

Kondisi PT. PELNI mirip dengan kondisi PT. KAI pada 2009, ketika Ignasius Jonan dan Sulistyo Wimbo Hardjito baru menangani KAI. Kondisi KAI waktu itu juga dibenahi dengan model We Do What We Can Do. Semua mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Pekerjaan kecil-kecil berdampak besar dikerjakan semua insan KAI, hasilnya, dalam tiga tahun KAI dapat menjadi perusahaan yang tertib, disiplin dan untung. Kini KAI tinggal menyempurnakan dan mengembangkan usaha secara modern. PT. PELNI 7 bulan lalu juga kondisinya mirip dengan KAI, maka satu-satunya jalan dengan cara small action big impact dalam melakukan perbaikan.

Kalau di KA dulu terkenal dengan mafia penumpang pada Jumat sampai Minggu, di mana banyak penumpang tanpa tiket naik KA, di Kapal PELNI juga ada penumpang gelap, penumpang tanpa tiket. Mereka bisa naik ke kapal karena ada kerjasama antara petugas di embarkasi dengan ABK, sama dengan di KAI dulu. Untuk meningkatkan disiplin, menekan kebocoran dan meningkatkan pendapatan dilakukan penertiban. Para ABK dibantu petugas cabang melakukan pemeriksaan serentak seperti di KA sebelum kapal berangkat, hasilnya pun lumayan besar.

Testimony dari hasil penertiban, pada angkutan lebaran 2014. Pada peak season 2013 laba usaha sampai dengan Agustus minus Rp 112, 4 milyar. Lalu pada 2014 sama-sama peak season laba usaha untung Rp 19, 5 milyar. Kok bisa? dari mana? Saat lebaran pendapatan naik 40 %. Dari kenaikan tarif sebesar 20 % dari kenaikan jumlah penumpang 3 % dan 17 % dari penertiban. Free rider berkurang. Free cargo berkurang. Saat ini di PELNI tumbuh budaya baru “PELNI duluan bukan saya duluan” Bila pelabuhan makin tertib, akan sangat mendukung peningkatan pelayanan dan peningkatan pendapatan PELNI.

Bagaimana selanjutnya agar PELNI dapat mengejar KAI? Merubah minset. Low Season bukan berarti low Income. Berbagai trik mencari pendapatan pada low season dintaranya; Penertiban dan penyewaan aset. Sejumlah aset yang terlantar, bermasalah dan diduduki orang yang tidak berhak ditertibkan. Asetnya disewakan atau dikerjasamakan untuk memberikan pendapatan non angkutan. Organisasinya pun ditambah dibentuk Senior Manager Aset. Tugasnya menertibakan, mengelola dan mendayagunakan aset agar menjadi bagian dari income PELNI.

Upaya lainya menutup cost yang tidak perlu. Contohnya penjualan kapal rusak yang selama ini menjadi beban biaya karena meskipun kapal tidak menghasilkan uang harus membayar biaya parkir, penjagaan, menghidupkan mesin kapal untuk penerangan dan memberi makan kepada penjaga kapal. Karena itu upaya percepatan penjualan kapal harus dilakukan. Kapal Kerinci dan kapal Caraka III sudah laku terjual, sehingga dapat menekan biaya.

Merubah sistem tiket kapal menjadi single tiket. Semula tiket kapal dicetak dalam 4 lembar, diganti 1 lembar. Biaya cetak lebih murah dan tiket lebih safety karena dilapisi hologram, tiket sulit dipalsukan. Tiket dicetak di Perum Perurui dengan biaya lebih murah, perlembar hanya Rp 900. Dari perubahan sistem tiket ini dapat mengurangi biaya cetka tiket sebesar Rp 3,5 milyar. Jumlah yang cukup lumayan, bisa mengurangi kerugian. Ke depan tiketing diprogram dengen e-ticketing.

Selain efisisensi biaya, PELNI juga menggali peluang bisnis memanfaatkan dan mengisi ruas-ruaslow season dengan menawarkan paket wisata bahari. Akhir tahun 2014 ditawarkan 2 destinasi wisata yang dikemas dengan Let’s Go Raja Ampat tanggal 24-27 Desember 2014 selama 3D2N (tiga hari 2 malam) dengan hotel terapung KM. Tatamailau. Kemudian Let’s Go Wakatobi pada 26-30 Desember 2014 selama 5D4N (lima hari empat malam) dengan Kapal Kelimutu.

Selain membidika wisata bahari, PELNI juga menawarkan BusinessService di Kapal, khususnya Kapal Kelud yang sudah spesial docking dengan menjadikan kapal sebagai tempat acara rapat, training, workshop, seminar, gathering dll. Tawaran ini pun disambut dan direspon posisitif masyarakat. Saat ini sudah beberapa event diselenggarakan di atas Kapal Kelud. Pada 7 November didakan Workshop Service Leadership. Kemudian pada 21 November diselenggarakan BUMN Marketers pimpinan Hermawan Kerta Jaya. Yang masih hangat pada Jumat sampai dengan Minggutanggal 19-21 Desember di atas Kapal Kelud dalam pelayaran Jakarta-Batam diselenggerakan Workshop IT-Itech BUMN.

Dengan langkah-langkah kinerja PELNI membenahi SDM, kapal yang kurang terawat, efisiensi biaya dan mencari peluang usaha inovatif dapat memberikan harapan PELNI dapat mengejar KAI. Tentu saja harus sebanding, kalau karyawan KAI 26.000 orang, karyawan PELNI saat ini 4.900 orang. Kalau keuntungan KAI 2014 bisa Rp 1 triliun, PELNI sepersepuluhnya saja, karena karyawannya, aset dan kemampuan usahannya lebih sedikit, ya untungnya cukup Rp 100milyar dulu. Ayo semangat, kejar KAI. Pelni Jaya....Pasti Bisa.###

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun